Jumat, 23 November 2018

Cerpen


Cerpen
Cerpen adalah singkatan dari kata Cerita Pendek.  Cerpen merupakan teks yang menyuguhkan karya sastra berbentuk prosa. Cerpen biasanya memiliki karakter yang berbeda dengan karya sastra prosa lainnya seperti novel, Roman dan CerBung. cerpen hanya sebuah kisah singkat yang selesai dibaca dalam waktu beberapa menit saja. Meskipun demikian, didalam sebuah cerpenn juga menghadirkan nilai-nilai kehidupan manusia yang dapat memberikan inspirasi positif bagi pembaca.
Nilai-nilai kehidupan dalam Cerpen antara lain sebagai berikut:
a.    Nilai Budaya
Adalah : nilai-nilai yang berkaitan dengan hasil cipta, rasa, dan karya manusia.
b.    Nilai agama
Adalah : nilai-nilai yang berkaitan dengan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
c.    Nilai moral
Adalah : Nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia.
d.    Nilai pendidikan
Adalah : nilai-nilai yang berkaitan dengan ilmu dan pengetahuan manusia.
e.    Nilai social
Adalah : nilai-nilai yang berkaitan dengan hubungan antara manusia, baik terhadap diri sendiri maupun dengan orang lain.
f.     Nilai politik
Adalah : nilai-nilai yang berkaitan dengan cara-cara yang dilakukan manusia untuk mencapai tujuan.
g.    Nilai ekonomi
Adalah : nilai-nilai yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan material untuk kelangsungan hidup manusia.
h.    Nilai seni
Adalah: nilai-nilai yang berkaitan dengan sisi keindahan dalam memenuhi kebutuhan bathin manusia, baik sebagai sarana hiburan maupun sarana peribadatan.
i.     Nilai filsafat
Adalah : nilai-nilai yang berkaitan dengan pedoman hidup manusia dalam menjalani kehidupannya.

Unsur-unsur pembangun cerpen
1.    Unsur instrinsik
a.    Tema
Ialah : gagasan yang menjalin struktur iai cerita.
b.    Amanat
Ialah : ajaran atau pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca.
c.    Tokoh
Ialah: pemeran dalam sebuah cerita.
Tokoh dibagi menjadi 4 yaitu:
1). Protagonis atau tokoh utama
2). Antagonis atau tokoh lawan dari tokoh utama
3). Tritagonis atau tokoh penengah antara protagonist dan antagonis
4). Figuran atau tokoh bawahan
d.    Penokohan
Ialah : sifat atau karakter yang melekat pada tokoh.
Cara penggambaran karakter tokoh adalah:
1). Teknik analitik
2). Penggambaran fisik dan perilaku tokoh
3). Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh
4). Penggambaran tata kebahsaan tokoh
5). Pengungkapan jalan pikiran tokoh
6). Penggamabaran oleh tokoh lain
e.    Alur
Ialah: Pola pengembangan certa yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun kronologis.
Alur dibagi menjadi 3
1). Alur Maju
2). Alur Mundur
3). Alur Campuran
f.  Latar atau Setting
    latar atau setting dibagi menjadi 4 yaitu:
    1). Waktu
    2). Tempat
    3). Suasana
    4). social
g. Gaya Bahasa
Ialah : penggunaan kalimat-kalimat yang indah dan bermakna, yang diantaranya berupa kalimat-kalimat konotasi, denotasi, majas, kiasan, dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif dalam menyempaikan sebuaah gagasan melalui cerita pendek.
h.  Sudut pandang atau point of fiew
Yaitu : penempatan diri pengarang dalam sebuah cerita.
Sudut pandang terbagi menjdai 4 yaitu:
1). Sudut pandang orang pertama
     Pengarang sebagai tokoh utama dalam cerpen.
2). Sudut panndang orang ketiga
     Pengarang sebagai orang ketiga yang menyampaikan sebuah kisah atau cerita.
3). Sudut pandang obyektif
Pengarang sebagai pengamat dalam menyampaikan kisah-kisah dalam cerita secara lahiriahnya.
             4).  Sudut Pndang Maha Kuasa
Pengarang sebagi pengamat yang serba tahu, baik secara lahir maupun batin dalam menceritakan semua tokoh cerita tersebut.

Jalan cerita dalam cerpen
Secara umum jalan cerita dalam cerita pendek dibagi menjadi 5, yaitu:
1.    Pengenalan situasi cerita ( Exposition, orientation)
Perkenalan situasi dan kondisi diawal cerita yang berkaitan dengan tokoh, adegan dan hubungan antar tokoh.
2.    Pengungkapan peristiwa  ( complication )
Menyajikan peristiwa awal yang menimbulkan suatu konflik.
3.    Konflik makin rumit ( Complikation conflict )
Mulai terjadi banyak masalah dalam cerita.
4.    Puncak konflik ( Turning point )
Bagian ini sering disebut klimaks, yakni bagian puncak masalah yang paling besar dan mendebarkan.
5.    Penyelesaian atau anti klimaks ( ending atau coda )
Penyelesaian masalah dan cerita berakhir.

Contoh cerpen :
Buku yang Mengandung Janji dan Cinta

Namaku Rosyad, biasa dipanggil  Roy. Aku kelas 3 SMA di kota Banten. Ini adalah kisahku yang teragis dan mungkin bisa dibilang sepele. Namun dari kejadian ini, membuatku susah untuk tidur dengan nyenyak.
Setiap harinya ketika aku melihat benda tersebut, aku selalu ingat dengan dengan kejadian itu. Sepele memang, sungguh benar-benar sepele tapi tak pernah bisa terlupakan.
Kejadiannya kurang lebih dua tahun yang lalu. Pada saat itu di kelas 1 SMA, di kelas yang paling utara, aku sedang bercanda dengan kawanku sebangku.
Temanku memang orangnya jahil, kadang bulpenku di pinjam diam-diam, kadang juga sampai di bawa pulang, kadang juga bukuku yang menjadi sasaran empuknya.
Tapi aku tak masalah, aku anggap semua hal itu hanyalah bercandaan belaka. Itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari kami yang hidup di gedung bersama, apalagi dia adalah teman satu bangku denganku.
Tapi karena bercandanya, sebuah kecelakaan,- emm mungkin lebih tepatnya kejadian yang tak terduga, itu bermula. Tidak ada niatan diantara kita untuk saling menjatuhkan atau merendahkan. Kami hanya ingin saling tertawa.
Saat itu, temanku usil dengan membawa buku tulisku. Dilemparnya ke atas lalu ditangkapnya. Dia hanya berharap aku marah padanya, tapi kebiasaanku aku sering tidak peduli padanya. Terlalu kekanak-kanakan menurutku.
Sampai ketika dia menjatuhkan buku tulisku ke lantai, dia telat menangkapnya. Lalu seketika itu aku marah, tapi aku tidak balas pada saat itu juga. Aku berjanji akan membalasnya pada sore hari nanti ketika dia tidak melihatnya.
Waktu sorepun tiba, sebentar lagi kita akan pulang, tapi disela waktu senggang itu, aku diam-diam mengambil buku yang ada di mejanya lalu langsung saja aku buang ke dalam tong sampah.
Aku pun puas dengan tindakanku, karena berhasil membalas dendam dari dia yang telah merusak buku kesayanganku. Aku ingin melihat kesedihan terlihat di wajahnya karena buku tulisnya yang berada di sampah.
Saat itu, dia menghampiriku hendak mengajak pulang. Aku pun tersenyum kecil bentuk kemenanganku. Tapi dia malah keheranan, kenapa aku tersenyum. Seketika itu dia kaget kerena mendapati bukunya yang ada di atas meja hilang begitu saja.
Dia menanyakan kepadaku dengan ekspresi wajah khawatir,
“kau kemanakan buku yang ada di atas mejaku?”
“mana aku tahu, cari aja sendiri” jawabku sambil tertawa sinis.
“astaga Roy, buku itu bukan milikku, itu bukunya Diana.”
Diana adalah wanita cantik serta anak paling pintar yang dikagumi satu kelas. Kebanyakan lelaki suka terhadapnya. Tapi jika kau tanya aku, mungkin lebih tepatnya aku tidak mengenalnya, atau mungkin tidak terlalu memperhatikan teman yang tidak terlalu akrab denganku. Apalagi bicara, bagiku itu mustahil.
Seketika itu aku berlari menuju tempat sampah tempat di mana aku membuang buku tersebut, karena khawatir dengan buku yang ternyata bukan milik temanku sendiri.
Ku dapati di depan tong sampah tersebut, ada wanita berdiri dengan membawa buku yang sedikit kotor. Buku itu persis dengan buku yang telah aku buang. Aku masih ragu awalnya, tapi terlihat dia menangis sambil memandangi buku tersebut membuatku yakin bahwa dia adalah pemilik buku itu.
Aku bingung dalam keadaanku seperti ini, apa yang harus aku perbuat. Meminta maaf dan bilang kalau itu adalah salah ku? itu tidak mungkin. Aku tidak biasa ngomong sama perempuan, aku bahkan tidak pernah.
Aku tidak bisa berkata apa-apa, tubuhku kaku tak bisa bergerak, mulutku bagai ada yang memborgol, dadaku sesak, jangtungku berdenyuk kencang saking ketakutannya. Apa yang harus ku perbuat Ya Tuhaann?
Aku merasa bersalah dan aku tidak mengucapkan maaf kepadanya, sungguh aku tak bisa. Aku sama sekali tak bisa bilang kepada wanita untuk meminta maaf. Bahkan aku tak pernah punya masalah dengan wanita.
Setelah ku pandangi beberapa menit, dia pergi dengan sedikit berlari menuju jalan kecil di antara rumah-rumah warga lalu menghilang.
Aku masih berdiri kaku. Rasa bersalah yang bercampur aduk ini sungguh tak karuan. Baru kali ini perasaan yang aneh seperti ini datang. Tak pernah sama sekali dalam hidupku aku memiliki perasaan yang seperti ini.
Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus menyalahkan temanku yang menjailiku? toh juga dia yang mulai, sehingga aku membalasnya yang ku kira itu adalah bukunya.
Apa aku harus pergi kerumahnya dan bilang kalau itu tadi adalah perbuatanku? Mustahil.
“sudahlah tak apa-apa, besok aku akan bantu bicarakan. Sekarang ayo kita pulang.” kata temanku berbisik pelan.
Aku masih tidak percaya dengan kajadian tadi. Tubuhku tetap saja membeku, tapi temanku memaksaku berjalan, dan tanpa sadar aku sudah di depan rumah. Aku masih memikirkan hal tadi.
Hari demi hari berlalu.
Sampai sekarang, aku belum juga meminta maaf kepadanya. Mungkin juga dia sudah lupa, toh juga itu kejadian dua tahun yang lalu. Tapi entah kenapa hati ini tak bisa melupakanya begitu saja. Masih ada rasa bersalah yang harus diungkapkan.
Aku pernah berjanji, sebelum lulus SMA, aku harus sudah meminta maaf darinya. Karena bila masih saja belum dapat maaf darinya, maka setiap aku melihat buku pasti akan muncul rasa bersalah itu kembali.
Hari menjelang ujian nasional semakin dekat. Aku mencari waktu yang tepat agar bisa meminta maaf kepadanya tanpa di ketahui anak-anak yang lain.
Aku sering mencarinya dan memperhatikannya. Nampaknya dia bahagia saja tanpa adanya maaf dariku. Kadang dia berada di kelas membaca buku, kadang dia bergurau dengan teman yang lain, sepertinya dia sudah benar-benar lupa dengan kejadian itu.
Pada hari selasa, sekitar jam 15.30 aku mendapati dia masih berada di kelas sendirian. Dia sedang asik dengan bukunya. Dia juga tak tau kalau aku memperhatikannya dari hari-hari kemarin.
Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk meminta maaf. Tapi kenapa rasa hati ini berdebar-debar, seperti ada rasa yang lain selain rasa bersalah.
Apakah ini cinta? Apakah aku salah memperhatikannya terus menerus? Aku hanya ingin mencari waktu yang pas agar bisa meminta maaf kepadanya, tapi karena itu juga aku kadang tersenyum-senyum sendiri ketika memandanginya.
Aku juga heran, kenapa bisa aku ikut bahagia ketika dia sedang asik bercanda dengan teman-temannya. Kenapa juga aku harus membuntutinya dan menghawatirkannya, toh juga dia sudah lupa.
Saat itu juga aku mengetuk pintu kelas dan berdehem kepadanya memberi tanda kalau aku disana.
Dia menengok dan melihatku lalu berkata.
“oh hai Roy, kau belum pulang?”
“Belum” jawabku polos.
“aku yang kau lakukan di sini, sepertinya teman-temanmu sudah pulang semua”
“iya aku tau, kau juga kenapa belum pulang?”
“aku ingin belajar lebih hari ini, ada beberapa bab yang aku masih belum menguasainya.”
“emm Diana, ada yang ingin aku omongkan denganmu, boleh aku meminta waktumu sebentar?” Kataku dengan cepat, tepat ketika dia mengakhiri kalimatnya.
“iya silakan”
Aku menceritakannya dengan ragu dan malu-malu. Aku juga bingung harus dimulai dari mana, kejadian itu sudah cukup lama, apa pentingnya kalau dia tau.
Tapi karena desakan hatiku yang terdalam, akhirnya aku langsung menceritakannya dari awal. Dia pun mendengarkan seluruh ceritaku. Lalu tiba-tiba dia mengatakan sesuatu yang aku tidak pernah menyangkanya.
“Ohh kejadian itu, aku mengingatnya. Aku tidak akan bisa melupakanya kalu kau yang telah membuang buku catatanku.”
Ketika kalimat itu terucap, aku merasa semakin bersalah.
“aku juga sebetulnya sudah tau dari awal kalau kau yang membuang buku milikiku. Karena ketika kau membuangnya, aku berada agak jauh di sampingmu dan kau tak melihatku. Aku juga heran kenapa setelah kau membuang buku tersebut kau malah tersenyum bahagia. Ku kira kau membenciku, sebab itulah aku menangis.”
“emm.. maafkan aku” kataku pelan.
“iya tak apa-apa” jawabnya.
Ada sedikit keganjalan menurutku darinya. Kenapa dia bisa menganggapku benci kepadanya padahal kita saat itu belum kenal akrab, bahkan bicarapun tidak pernah. Akhirnya aku beranikan untuk tanya kepadanya, dan dia menjawab.
“Kalau Roy tau, dari dulu aku mengagumi dirimu. Sikap cuekmu, gaya tertawamu dan semua yang ada pada dirimu.”
“ehh,, hehe.. apaan sih”
“Aku itu suka sama kamu Roy sejak kita pertama bertemu.”
Deg,.. Jantungku seketika itu berhenti.
Mungkin jika hal itu dibiarkan sedikit saja lebih lama, aku sudah tidak ada di dunia ini.
Tiba-tiba saja dia bilang hal semacam itu kepadaku. Dia tak tau perasaanku yang setiap hari dihantui olehnya karena rasa bersalah. Lalu dia tiba-tiba bilang suka?
Dalam hati terdalam antara rasa senang dan bahagia bercampur aduk dengan gerogi serta bingung. Aku tidak tau kenapa dia langsung bilang seperti itu.
Setelah beberapa lama, aku hanya menanggapinya dengan biasa. Aku masih bingung mau menjawab apa, lalu aku pamit pulang.
Disisi lain aku merasakan lebih percaya diri untuk mendekatinya melalui ponsel. Setiap hari kita SMS membahas semua hal, dari tugas yang diberi oleh guru, tanya jam berangkat sekolah, sampai mau lanjut kemana setelah selesai dari SMA ini.
Setiap malam ada perasaan bahagia karena selalu menantikan SMS darinya. Kadang juga aku yang memulai duluan, dan ternyata kita ingin memasuki kampus yang sama.
Lambat laut karena perasaan ini yang bergejolak, akhirnya aku mengungkapkan rasa cinta kepadanya. Kabar baiknya, dia menerimaku dengan senang hati, dan dari situlah kisah cinta kita bermula.
-Tamat-
(dikutip dari ceritaihsan.com)
Referensi dari buku paket diknas kurikulum 2013 revisi 2018.

Sabtu, 10 November 2018

Ceramah


Ceramah

Ceramah merupakan kegiatan menyampaikan informasi  kepada khalayak ramai.
Informasi disebut juga penerangan yang bersifat publisitas ditujukan untuk umum (public).  Informasi-informasi itu pada umumnya bersifat actual dan berkaitan dengan isu-isu hangat dalam masyarakat.
Jenis informasi dapat dikategorikan sebagai berikut :
1.    Informasi berdasarkan fungsi yaitu informasi yang bergantung pada materi dan juga kegunaan informasi. Diantaranya adalah informasi ilmu pengetahuan, informasi edukasi, informasi rekreatif (hiburan) bersifat fiksional (khayalan).
2.    Informasi berdasarkan format penyajian yaitu : informasi berdasarkan bentuk penyajiannya. Didalam media biasanya berbentuk tulisan, foto, kartun, ataupun karikatur. Dalam bentuk tulisan yaitu : berita, artikel, karangan khas (feature), resensi, kolom, dan karya fiksi.
3.    Informasi berdasarkan lokasi peristiwa yaitu informasi berdasarkan tempat kejadian peristiwa berlangsung. Dengan demikian informasi dibagi berdasarkan daerah, nasional dan mancanegara.
4.    Informmasi berdasarkan bidang kehidupan yaitu infromasi berdasarkan bidang-bidang kehidupan yang ada. Misalnya : pendidikan, olahraga, sastra, budaya dan iptek.
5.    Informasi berdasarkan bidang kepentingan yaitu dapat dibedakan menjad empat jenis :
a.    Inforasi yang menyangkut keselamatan atau kelangsungan hidup pembaca.
b.    Informasi yang menyangkut perubahan dan berpengaruh pada kehidupan pembaca.
c.    Informasi tentang cara atau kiat baru dan praktis bagi pembaca untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
d.    Informasi tentang peluang bagi pembaca untuk memperoleh sesuatu.
Menemukan kalimat majemuk bertingkat dalam teks ceramah
Kalimat majemuk bertingkat adalah: kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa dan hubungan antara klausa tidak sederajat. Salah satu unsur klausa ada yang menduduki induk kalimat, sedangkan unsur yang lain sebagai anak kalimat.
Kalimat majemuk bertingkat terbagi kedalam beberapa jenis, antara lain sebagai berikut:
1.    Kalimat majemuk hubungan sebab akibat, ditandai oleh kata penghubung sehingga, sampai-sampai, maka
Contoh kalimat:
a.    Ia terlalu bekerja keras sehingga jatuh sakit
b.    Penjelasan diberikan seminggu sekali sehingga anak-anak dapat mengerjakan tugas-tugas mereka dengan teratur.
c.    Ia tertawa terpingkal-pingkal, sampai-sampai sakit perut.
d.    Ia sangat menyayangi putrinya, maka setiap permintaannya selalu dituruti.
2.    Kalimat majemuk hubungan cara, ditandai oleh kata pennghubung dengan.
Contoh :
a.    Penjelasan PSMS Medan berhasil mempertahankan kemenangannya dengan memperkokoh pertahanan mereka.
b.    Pemburu itu menunggu diatas bukit dengan jari telunjuknya melekat pada pelatuk senjatanya.
3.    Kalimat majemuk dengan sangkalan, ditandai dengan konjungsi seolah-olah, seakan-akan
Contoh ;
a.    Keadaan didalam kota kelihatan tenang, seolah-olah tidak ada suatu apapun yang terjadi.
b.    Dia diam saja, seakan-akan tidak mengetahui persoalan yang terjadi.
4.    Kalimat majemuk hubungan kenyataan, ditandai oleh konjungsi padahal, sedangkan.
Contoh :
a.    Pura-pura tidak tahu padahal dia banyak tahu.
b.    Para tamu sudah datang, sedangkan kita belum siap.
5.    Kalimat majemuk hasil, ditandai oleh konjungsi makanya.
Contoh:
a.    Tempat ini licin, makanya anda jatuh.
b.    Dia datang dengan wajah seram, makanya saya lari ketakutan.
6.    Kalimat majemuk hubungan penjelasan, ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu.
Contoh:
a.    Berkas riwayat hidupnya menunjukan bahwa dia adalah seorang pelajar teladan.
b.    Kebun ini telah dibersihkan ayah, yaitu dengan memangkas dan menebang belukar yang tumbuh disekitarnya.
7.    Kalimat majemuk hubungan atributif, ditandai dengan konjungsi yang.
Contoh:
a.    Pamannya yang tinggal dibogor itu, sedang dirawat dirumah sakit.
b.    Istrinya yang datang bersama dia itu, seorang insinyur.

Struktur dalam ceramah
1.    Pembuka
Berupa pengenalan isu, masalah ataupun pandangan pembicara tentang topik yang akan dibahas. Bagian ini sama dengan isi teks eksposisi yang disebut teks isu.
2.    Isi
Berupa rangkaian argumen pembicara berkaitan dengan pendahuluan atau tesis. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumen pembicara.
3.    Penutup
Berupa penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya.

Kaidah kebahasaan dalam teks Ceramah
1.    Menggunakan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak sebagai sapaan. Kata ganti orang pertama yakni: aku, saya atau kami. Kata ganti orang kedua jamak yakni: hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara.
2.    Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topic yang dibahas. Peristilahan tersebut antara lain adalah : sarkastis, eufemisme, tata bahasa, tata karma, kesantuanan bahasa, etika bahasa.
3.    Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab akibat). Misalnya : jika, maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.
Selain itu dapat pula digunakan kata-kata yang menyatakan hubungan temporal taupun perbandingan/pertentangan seperti: sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.
4.    Menggunakan kata-kata kerja mental, seperti: diharapkan, memperihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.
5.    Menggunakan kata-kata persuasif, seperti: hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus.

Menentukan aspek-aspek yang disunting dalam teks Ceramah
1.    Menentukan Topik
Beberapa topic yang dapat dijadikan bahan ceramah adalah :
a.    Pengalaman pribadi
b.    Hobi dan ketrampilan
c.    Pengalaman dalam pekerjaan
d.    Pelajaran sekolah atau kuliah
e.    Pendapat pribadi
f.     Peristiwa hanta dan pembicaraan public
g.    Masalah agama
h.    Problem pribadi
i.     Biografi tokoh terkenal
j.     Minat khalayak
2.    Merumuskan Tujuan Ceramah
Ada dua macam tujuan umum dan tujuan khusus
a.    Tujuan umum ceramah biasanya dirumuskan dalam tiga hal yaitu: memberitahukan (informative), mempenagruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif).
1). Ceramah Informatf, ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar. Misalnya: ceramah tentang peranan para pelajar dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.
2). Ceramah Persuasif, ditujukan agar pendengar mempercayai, menyetujui, atau bahkan mengikuti ajakan pembicara.
Misalnya: ceramah tentang cara-cara hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.
   3). Ceramah Rekreatif, ditujukan agar pendengar merasa terhibur. Karena itu, ceramah ini banyak diwarnai oleh humor, anekdot, ataupun guyonan-guyonan yang memancing tawa pendengar.
b. Tujuan khusus ialah tujuan yang merupakan rincian dari tujuan umum. Tujuan umum lebih informasional, lebih jelas, dan terukur dalam pencapaiannya.
    Berikut ini adalah contoh hubungan topic, tujuan umum dan tujuan khusus.
    Topik                     : Keragaman kebudayaan
Tujuan Umum              : informative (memberitahu)
Tujuan khusus             : Pendengar mengetahui bahwa :
                                      1). Setiap daerahmemiliki budaya yang khas.
2). Dalam budaya daerah terdapat nilai-nilai kehidupan yang dapat kita petik.
3. Menyusun kerangka Ceramah
Kerangka ceramah merupakan rencana yang memuat garis-garis besar materi yang akan diceramahkan.
Kerangka ceramah yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Ceramah meliputi tiga bagian pokok, yaitu pengantar, isi, dan penutup.
b.    Maksud dari ceramah diungkapkan dengan jelas.
c.    Bagian-bagian dalam kerangka ceramah harus tersusun secara logis.
4.    Menyusun ceramah berdasarkan kerangka
Langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka menjadi naskah yang utuh dan lengkap. Namun bersamaan dengan itu, perlu dilakukan pemahaman dan penghayatan terhadap bahan-bahan yang ada, yakni dengan jalan:
a.    Mengkaji bahan secara kritis
b.    Meninjau kelayakan bahan dengan khalayak (audiensi),
c.    Meninjau bahan yang kemungkinan menimbulkan pro dan kontra
d.    Menyusun sestematika bahan ceramah, dan
e.    Menguasai bahan ceramah berdasarkan jalan pikiran yang logis.

Menyunting hasil teks Ceramah sesuai dengan struktur dan kebahasaan yang benar
Penyuntingan tidak hanya berkaitan dengan ejaan ataupun dengan penulisan kata. Penyuntingan juga berkaitan dengan susunan kalimat dalam paragraph dan susunan paragraph didalam keseluruhan teks. Hubungan kalimat dengan kalimat harus padu, saling berhubungan. Dalam suatu teks tiidak boleh ada kalimat yang menyimpang dari pokok pembahasan. Demikian juga dalam penyusunan paragraph, semua hhaarus saling berkaitan dan mengusung satu tema saja.
Penyuntingan bertujuan untuk menyempurnakan untuk menyempurnakan atau untuk mengurangi kekeliruan-kekeliruan yang mungkin terjadi dalam suatu teks. Oleh karena itu, seorang penyunting setidaknya harus:
1.    Mengetahui cara penulisan karangan yang baik.
2.    Memahami masalah yang dibahas dalam karangan itu, serta memahami aturan-aturan kebahasaan, seperti masalah ejaan dan tanda baca.
Kegiatan penyuntingan dapat dilakukan dengaan langkah-langkah berikut:
1.    Penyiapan teks (ceramah) yang akan disunting.
2.    Penyediaan bahan-bahan pemandu penyuntingan, seperti pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dan kamus.
3.    Mencermati bahan suntingan secara cermat, baik itu berkenaan dengan cara penyajiaan isi maupun bahasanya.
4.    Memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam bahan suntingan secara benar dengan berpedoman pada sumber-sumber yang dapat dipercaya.

Contoh teks Ceramah :
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pendahuluan :
Alhamdulillahi rabbil alamin wabihi nasta’in waala umuriddunya waddin wassalatu wassalamu ala asrofil ambiya’i wal mursalin waala alihi wasohbihi ajma’in ama ba’du

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya yang telah diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufik hidayah inayah, dan nikmat yang paling besar adalah nikmat Iman & Islam. Shalawat serta salam tak lupa kita sanjungkan keharibaan nabi besar Muhammad SAW

Isi :
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang “sabar”. Sabar berasal dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan. Menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari perbuatan dosa. Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba, karena dengan kesabaran sesorang akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan.

Sabar merupakan ajaran yang banyak sekali disinggung dalam Al-Qur’an maupun hadis, sehingga manusia senantiasa diarahkan untuk selalu bersabar dalan kehidupannya. Kesabaran yang sebenarnya adalah kemampuan dalam mengendalikan sikap, sehingga bisa dengan ikhlas dan rela hati menerima kondisi yang sedang dihadapinya demi mendapat balasan yang baik di akhirat.

Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah:153

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan kepada orang-orang yang beriman bahwa Allah akan selalu beserta mereka yang menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Allah juga menjanjikan kedudukan yang tinggi (di surga) bagi hamba-hambanya yang bersabar. Seperti firman Allah dalam QS Al-Furqaan:75
“Mereka itulah orang-orang yang dibalas dengan kedudukan-kedudukan tinggi (di surga) dengan sebab kesabaran mereka.

Penutup :
Demikian saya akhiri, kurang lebihnya mohon maaf. Kesempurnaan milik Allah, kesalahan milik saya. Wabilahi taufik wal hidayah, wa ridho wal inayah, wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(dikutip semuacontoh.blogspot.com)

Contoh Ceramah Singkat tentang Menuntut Ilmu:

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah kita telah diberi kesempatan pada siang hari ini untuk bertemu di masjid besar ini. Alhamdulillah kita diberi nikmat sehat yang tiada tarannya sehingga kita dapat berkumpul untuk saling bersilaturahim.
Baiklah bapak ibu dan saudara-saudara sekalian, disini saya akan sedikit membahas tentang menuntut ilmu. sebagaimana firman Allah dalam surah AL-Mujadalah ayat 11 yang artinnya Artinya : “Allah akan mengangkat derajat orang beriman dan yang berilmu dengan beberapa derajat.”
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa keutamaan orang yang mau menuntut ilmu baik itu ilmu dunia maupun akhirat, karena dengan ilmu kita tidak akan buta saudara-saudara. Kita dapat melihat segala sesuatu dari sudut pandang manapun dan dengan demikian fikiran kita selalu jernh dan bijak dalam mengambil segala keputusan.
Sebagai contoh sejak kecil kita disekolahkan, kita dapat membaca, menulis, berhitung, menganalisa, dan kita mempelajari beraneka ragam ilmu akademik maupun terapan seperti matematika, fisika, bioligi, sosiologi, akutansi, PPKN, pendidikan agama, dan lain sebagainnya.
Dengan ilmu tersebut wawasan kita menjadi semakin beragam, dari fisika kita jadi tahu kalau ait dapat berubah wujud, dari matematika kita dapat berhitung. Dari ilmu agama kita dapat mengetahui sejarah islam, aqidah akhlak dan bagaimana sharusnya kita bersikap kepada Allah dan sesama manusia.
Jika kita hanya berdiam diri tanpa mau belajar kita akan buntu dari melihat segalannya, apalagi sebagaimana pentingnya ilmu agama yaitu untuk masa depan akhirat kita nanti, karena ilmu agama sendiri sangat banyak kita tidak hanya belajar di sekolah dan kajian ilmu saja kita juga belajar dari kehidupan sehari-hari. Baik tu ketika membantu orang, beramal, sedekah, solat dan sebaainnya.
Sekian wejangan sedikit dari saya, semoga dapat memberikan segudang manfaat bagi saudara sekalian.
Wasalamualaikum. Warahmatullahi wabarakatuh.
(dikutip thegorbalsla.com)

Assalamu'alikum Wr. Wb..
Salam sejahtera bagi kita semua

Terimakasih atas kesempatan dan waktu yang diberikan kepada saya untuk berbicara dihadapan para hadirin sekalian.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, ijinkan saya memberikan ceramah dengan tema tentang rusaknya moral remaja masa kini.

Belakangan ini ramai diperbincangkan di televisi, surat kabar, jejaring sosial di internet, serta berbagai media yang lain mengenai moral remaja masa kini. Ada begitu banyak permasalahan yang terjadi di duani remaja saat ini. Hal - hal tersebut yang membuat sebagian besar para orang tua mengelus dada dan tidak habis pikir mengapa terjadi penurunan moral remaja masa kini. Coba kita lihat kasus-kasus pemakaian narkoba, tawuran, pencurian, bahkan pembunuhan dilakukan oleh kaum remaja. Tidak sedikit diantara mereka yang mempunyai tingkat pendidikan yang baik, berasal dari keluarga yang berkecukupan, bahkan tidak sedikit diantara mereka merupakan publik figur yang di idolakan oleh banyak remaja lainnya.

Dari banyak kasus yang terjadi, sebagian besar dari pelaku mengaku bahwa mereka menyesal atas apa yang telah mereka lakukan. Penyebab rusaknya moral remaja saat ini cenderung disebabkan oleh pembentukan mental serta karakter yang kosong, dimana para remaja tersebut tidak mempunyai pegangan dalam menjalankan hidup. Tidak adanya landasan agama yang kuat serta bimbingan dan kasih sayang dari orang tua juga disinyalir sebagai pokok permasalahan ini. Para orang tua yang sibuk bekerja demi mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dimana kita juga tahu bahwa tuntutan kebutuhan sudah sangat tinggi ditambah dengan minimnya pendidikan agama yang diberikan kepada anak telah menciptakan generasi muda yang rapuh, emosional, dan cenderung anarkis.

Kondisi seperti ini harus segera diatasi demi kebaikan kita bersama. Karena generasi muda merupakan tulang punggung bangsa, calon pemimpin dimasa depan, dan para generasi muda lah yang akan membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Bila generasi muda tidak bisa diharapkan lagi, bisa dibayangkan akan menjadi apa bangsa dan negara kita tercinta ini.

Peranan orang tua dalam membina, mendidik, serta membentuk karakter para remaja sangatlah dominan. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama yang baik antara orang tua dan anak. Ini berarti bahwa orang tua harus bisa memberikan pengertian serta berperan sebagai pengayom anak-anak mereka sehingga para anak merasa nyaman dan terlindungi. Bila hal ini telah terjadi, anak tidak akan mencari tempan yang mereka anggap nyaman di luar rumah. Karena bisa jadi tempat yang mereka anggap nyaman tersebut merupakan pergaulan yang salah sehingga bisa mempengaruhi karakter dan mental anak di masa yang akan datang. Selain itu, berikanlah pendidikan agama sedini mungkin sejak masih usia kanak-kanak. Pendidikan agama merupakan pondasi utama yang bisa dijadikan pegangan dalam melakukan semua hal. Menciptakan rasa takut kepada Tuhan merupakan hal yang sangat penting karena bila remaja sudah tidak mempunyai rasa takut kepada Tuhan, apapun yang mereka lakukan sudah pasti akan menyimpang dari norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat.

Kita tidak boleh berhenti untuk tetap berusaha menyelamatkan mental dan moral para generasi muda kita. Dengan  memberikan fondasi agama yang kuat serta memberikan kasih sayang kepada para generasi muda, bisa dipastikan tidak akan terjadi lagi penurunan moral para remaja sehingga kita akan mempunyai kualitas hidup yang lebih baik, dapat hidup dengan lebih nyaman, serta terjaminnya masa depan negara tercinta ini.

Demikian ceramah dari saya, semoga bisa memberikan sedikit pencerahan bagi kita semua.

Terimakasih,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
(dikutip dari nawwafcom.blogspot.com)

referensi dari:
buku bahasa Indonesia SMK kelas XI, depdikbud edisi revisi 2017.