Ceramah, Khotbah dan
Pidato.
Secara umum pengertian
Ceramah, Khotbah dan Pidhato adalah
sama, Yakni berbicara didepan umum untuk menyampaikan informasi secara langsung
kepada khalayak. Yang membedakan ketiga istilah tersebut adalah terletak pada
tempat, kondisi dan situasi khalayak dan materi yang disampaikan. Pidato lebih
menekankan pada informasi yang bersifat umum dengan materi yang disesuaikan
dengan keadaan khalayak, yang bersifat informative, persuasif, imperatif, dan
sugestif.
Khotbah lebih
menekankan pada informasi yang bersifat khusus tentang keagamaan dengan
khalayak yang homogen kepercayaannya dan
formal.
Sedangkan ceramah
merupakan penyampaian informasi dengan materi keagaamaan kepada khalayak dengan
lebih terbuka dan santai, sehingga memungkinkan untuk terjadinya interaksi
langsung dengan khalayak dengan cara tanya jawab.
Unsur-unsur Ceramah,
pidhato dan khotbah.
1. Penceramah, orator
dan pengkhotbah
Yaitu: orang yang menyampaikan materi ceramah,
pidhato atau khotbah. Untuk menjadi penceramah, orator, maupun pengkhotbah seseorang
harus memiliki cukup ilmu dengan materi yang disampaikan kepada pendengar.
2. Pendengar / audiens
/ khalayak
Yaitu orang yang menyimak / menerima
nasihat-nasihat dari penceramah, orator maupun pengkhotbah. Dalam hal ini,
pendengar bisa siapa saja tidak terbatas status sosial, umur, jenis kelamin,
latar belakang, dan lain-lain.
3. Materi
Materi untuk pidato, ceramah dan
khotbah sangat berbeda. Yaitu : materi pidato biasanya umum, materi ceramah
mengenai kagamaan dan materi khotbah juga keagamaan. Akan tetapi, ceramah
yang bagus adalah ceramah yang mampu membuat pendengar tergugah dan terdorong
untuk melakukan nasihat-nasihat yang disampaikan oleh penceramah. Selain itu,
materi hendaknya disusun secara sistematis sehingga materi yang disampaikan
dapat diterima dengan baik oleh pendengar.
4. Metode Ceramah,
pidato dan khotbah
Ketiga kegiatan ini
memiliki metode yang sama.
Yaitu antara lain :
- Impromptu, yakni metode ceramah tanpa persiapan.
Biasanya yang melakukan metode ini sudah memiliki pengalaman yang cukup banyak.
- Menghafal, yakni dilakukan dengan cara menghafal naskah.
- Membaca naskah, yakni melakukan ceramah dengan membaca naskah
lengkap.
- Ekstemporan, yakni dengan cara menuliskan pokok-pokok
pikiran sebagai catatan pengingat.
5.
Media Ceramah, pdhato maupun khotbah
Media adalah alat yang digunakan untuk
menyampaikan materi kepada pendengar. Media yang digunakan sangat bervariasi,
bisa melalui radio, televise, langsung tatap muka, media internet dan lain sebag
Struktur Teks Ceramah,
Pidato maupun Khotbah
1. Pendahuluan
- Pembuka: bagian ini berisi sapaan, salam pembuka, ucapan
penghormatan, dan ucapan syukur kepada Tuhan Ynag maha Esa.
- Pengantar: bagian ini adalah paragraf pengantar yang
mengarah pada topik. Biasanya pengantar berasal dari informasi atau berita
yang faktual yang masih terkait dengan topik ceramah.
2.
Isi Ceramah
- Inti: berisi penjelasan, pandangan umum, ilustrasi dari
materi yang disampaikan.
- Gagasan: berisi ide besar yang ingin disampaikan kepada
pendengar. Materi yang baik berisi satu gagasan besar yang kemudian
dikembangkan dalam subtopik.
3.
Penutup
- Simpulan
- Ucapan permintaan maaf
- Salam penutup
Contoh naskah :
1. Naskah Ceramah singkat :
Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin, marilah
kita ucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, karena telah memberi kita kesempatan
untuk berkumpul di masjid besar ini untuk saling bersilaturahim.
Pada kesempatan kali ini, saya akan
menjelaskan sedikit mengenai sifat dan keutamaan dari ‘’sabar’’. Pada dasarnya,
sabar berasal dari kata sobaro yasbiru yang artinya menahan.
Menahan disini memiliki pengertian
yang sangat luas. Sabar disini bisa saja diartikan ketika kita berpuasa menahan
nafsu untuk ini dan itu. Menahan lapar disini berarti kita harus bersabar untuk
tidak makan hingga waktunya untuk berbuka yaitu pada waktu adzan maghrib.
Selain itu, sabar juga bisa diartikan ketika kita harus bersabar menghadapi
perilaku buruk seseorang kepada kita, sehingga kita harus sabar dari kezaliman.
Perlu kita ingat, bahwa tidak semua
orang bisa mendapatkan kenikmatan dari rasa sabar yang telah dilakukan
tersebut. karena memang dari awalnya sudah tidak bisa menahannya. oleh karena
itu, sangat penting bagi saudara-saudara untuk selalu mendekatkan diri kepada
Allah agar selalu diberi kesabaran yang tiada batasnya. Sehingga kita bisa
mendapatkan pahala yang sebanyak-banyaknya.
Allah SWT berfirman dalam QS
Al-Baqarah ayat 153 tentang sabar. Ayat ini menerangkan bahwa Allah akan selalu
memberikan pertolongan kepada hambannya yang selalu menjalankan semua
perintahnya. Pada ayat tersebut dijelaskan Allah SWT akan menjanjikan
pertolongan bagi hambannya yang sedang dalam keadaan kesusahan jika kita telah
mengerjakan sholat wajib dan bisa menahan diri atau rasa sabar.
Karena pada dasarnya menjadi orang
sabar tidak semudah yang kita pikirkan. Karena sabar termasuk ujian, justru
karena sabar sangatlah sulit, mak Allah menguji hambannya untuk mengetahui
seberapa besar hambanya bisa lolos dari ujian sabar. Jika kita lolos, kita akan
selalu beristigfar dan selalu berfikir positif terhadap semua ketentuan Allah.
niscaya kita akan mendapat kemuliaan dan keberuntungan yang sangat banyak yang
datang dari pintu manapun.
Semoga apa yang saya sampaikan ini
bisa memberi manfaat bagi kehidupan para jamaah semuannya. Kurang lebihnya saya
mohon maaf.
Wasalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
(dikutip dari
moondoggiesmusic.com)
2. Contoh naskah Pidato
CONTOH PIDATO PERSUASIF : KEBERSIHAN
LINGKUNGAN
Assalamualaikum wr.wb
Yang terhormat Bapak Kepala
Sekolah SMA Negeri 5 Surakarta, yang saya hormati Bapak Ibu guru dan karyawan
SMA Negeri 5 Surakarta, dan teman – teman semua yang saya
cintai. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul pada
siang hari ini dalam rangka memperingati Hari Lingkungan.
Maka dari itu, perkenankanlah saya menyampaikan sedikit ulasan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Maka dari itu, perkenankanlah saya menyampaikan sedikit ulasan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Kebersihan lingkungan merupakan
hal yang sangat penting guna menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan
sekitar. Lingkungan yang sehat akan meminimalisir penyebaran penyakit dan akan
memberikan kenyamanan saat berada di lingkungan tersebut.
Oleh karena itu lingkungan juga
merupakan faktor pendorong keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Siswa
dan guru akan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif karena didukung
oleh keadaan lingkungan yang nyaman. Maka dari itu, marilah kita sebagai warga
sekolah dapat menjaga kebersihan lingkungan sekolah dimulai dari diri sendiri,
seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak meninggalkan barang-barang di
laci karena dapat menjadi sarang nyamuk. Dengan demikian, menjaga
kebersihan lingkungan menjadi sangat penting guna menciptakan lingkungan yang
sehat dan nyaman.
Saya rasa cukup sekian pidato
yang dapat saya sampaikan, semoga kita semua dapat menjadi partisipan aktif
dalam menjaga kebersihan lingkungan. Terimakasih atas perhatian yang hadirin
berikan, apabila ada salah kata ataupun hal-hal kurang berkenan saya mohon
maaf.
Wassalamualaikum wr.wb
(dikutip dari rinesaa.blogspot.com)
3.
Contoh naskah Khotbah
KHUTBAH PERTAMA
الْحَمْدُ
لِلهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ
عَمَلاً وَجَعَلَ لِلْوُصُوْلِ إِلَيْهِ طَرَائِقَ وَاضِحَةً وَسُبُلاً. أَشْهَدُ
أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً نَرْجُوْ
بِهَا عَالِيَ الْجَنَانِ نُزُلاً، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ، أَقْوَمُ الْخَلْقِ دِيْنًا وَأَهْدَاهُمْ سُبُلاً، صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً. أمَّا بَعْدُ:
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa memuji
Allah Subhanahu
wa Ta’ala yang menjadikan hidup dan mati, untuk menguji
hamba-hamba-Nya sehingga terbedakan siapa yang paling baik amalannya di antara
mereka. Begitu pula kita memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb yang
menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya dan memuliakan hamba-hamba-Nya
yang menaati-Nya. Maka, sungguh berbahagialah orang-orang yang bertakwa
kepada-Nya. Dan sungguh merugilah orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi yang mulia, sayyidina Muhammad
ibn ‘Abdillah, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa mengikuti
jalannya.
Hadirin rahimakumullah,
Ketahuilah, bahwa kehidupan dunia
ini ibarat tempat penyeberangan yang sedang dilalui oleh orang-orang yang hidup
di dalamnya. Setiap orang akan melewati dan meninggalkannya, lalu menuju
kehidupan yang sesungguhnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan
dunia ini sebagai tempat beramal dan akhirat sebagai tempat pembalasan amalan.
Maka setiap orang yang beramal, dia akan melihat balasannya. Dan orang yang
lalai akan menyesali perbuatannya. Setiap orang yang menjalani kehidupan dunia
ini akan ada saat berakhirnya. Hari pembalasan pasti akan datang, dan apa saja
yang akan datang adalah sesuatu yang dekat. Maka, janganlah kita tertipu dengan
gemerlapnya kehidupan dunia yang sementara ini, sehingga melalaikan dari
kehidupan yang sesungguhnya di akhirat nanti.
Saudara-saudaraku kaum muslimin rahimakumullah,
Ingatlah, bahwa kematian adalah
suatu kepastian yang akan menimpa seseorang. Kematian akan memisahkan dirinya
dari keluarga, harta, serta tempat tinggalnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
memberitakan melalui firman-Nya, bahwa di antara manusia ada yang akan
mendapatkan pertolongan dan mendapatkan kabar gembira pada saat kematiannya,
serta ada pula yang merasakan ketakutan yang luar biasa. Allah Subhanahu
wa Ta’ala menyebutkan keadaan orang-orang yang bahagia saat
kematiannya dalam firman-Nya,
تَتَنَزَّلُ
عَلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةُ أَلآتَخَافُوا وَلاَتَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا
بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ . نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَفِي اْلأَخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَاتَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ
فِيهَا مَاتَدَّعُونَ
“Malaikat akan turun kepada mereka
dengan mengatakan, ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih dan
berbahagialah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian.’ Kami
adalah penolong-penolong kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalam
(surga) kalian akan memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh (pula)
di dalamnya apa yang kalian minta.” (Fushshilat: 30-31)
Sungguh, kita semua tentu
mengharapkan kabar gembira di saat malaikat maut hendak mencabut nyawa kita.
Karena dengan itu seseorang akan mengawali kehidupan bahagia di alam
akhiratnya. Dimulai dengan kenikmatan di alam kuburnya dan kemudahan-kemudahan
yang akan terus dialami pada kehidupan akhiratnya. Keutamaan yang Allah Subhanahu
wa Ta’ala karuniakan ini akan dirasakan oleh orang-orang yang
menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga
menerima dan menjalankan syariat-Nya. Yaitu orang-orang yang senantiasa ikhlas
dalam beribadah kepada-Nya dan mengikuti jalan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan para ulama yang mengikuti jejaknya.
Adapun orang-orang yang menyerahkan dirinya kepada selain Allah Subhanahu
wa Ta’ala, sehingga beribadah kepada selain-Nya dan menyelisihi
jalannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta
jalan para ulama yang mengikutinya, maka dia akan merasakan siksa yang sangat
pedih. Dimulai dari saat kematiannya dan begitu pula ketika berada di alam
kuburnya serta kejadian-kejadian berikutnya.
Jamaah jum’ah rahimakumullah,
Ketahuilah, bahwa kehidupan dunia
ini akan berakhir dan akan datang saatnya hari kebangkitan. Seluruh manusia,
sejak yang pertama kali diciptakan hingga yang terakhir kali diciptakan akan
dibangkitkan dari alam kuburnya, serta akan dikumpulkan di padang mahsyar.
Selanjutnya, kehidupan akhirat akan berujung pada dua tempat tinggal yang
sesungguhnya, yaitu surga atau neraka. Maka di antara manusia, sebagaimana
disebutkan dalam firman-Nya, akan menjadi penduduk surga dan dikatakan kepada
mereka:
كُلُوا
وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَآأَسْلَفْتُمْ فِي اْلأَيَّامِ الْخَالِيَةِ
“Makan dan minumlah kalian dengan penuh
kesenangan disebabkan amal yang telah kalian kerjakan pada hari-hari yang telah
lalu (saat di dunia).” (Al-Haqqah: 24)
Sementara yang lainnya akan
menjadi penduduk neraka. A’adzanallahu waiyyakum minannaar(semoga
Allah Subhanahu
wa Ta’ala menjauhkan kita dari siksa api neraka). Mereka
sebagaimana dalam firman-Nya, akan menyesal di akhirat kelak dengan mengatakan,
يَاحَسْرَتَى
عَلَى مَافَرَّطتُ فِي جَنْبِ اللهِ وَإِن كُنتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ
“Amat besar penyesalanku atas
kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, dan aku sungguh dahulu
termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).”
(Az-Zumar: 56)
Hadirin rahimakumullah,
Akhirnya, marilah kita berlomba-lomba
dalam beramal shalih dalam kehidupan yang singkat ini. Janganlah kita menjadi
orang yang memiliki sifat sombong sehingga menolak kebenaran yang datang kepada
kita. Begitu pula, janganlah kita menjadi orang-orang yang mendahulukan dunia
dan mengikuti hawa nafsunya, sehingga berani berbicara dan mengamalkan agama
tanpa bimbingan para ulama. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
menyebutkan dalam firman-Nya,
فَأَمَّا
مَن طَغَى . وَءَاثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا . فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى
. وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى . فَإِنَّ
الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
“Adapun orang yang melampaui batas dan
lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat
tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya dan
menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat
tinggal(nya).” (An-Nazi’at: 37-41)
Mudah-mudahan Allah Subhanahu
wa Ta’ala menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang
beruntung, sehingga mendapatkan surga-Nya dan diselamatkan dari siksa api
neraka.
اللَّهُمَّ
اجْعَلْنَا مِمَّنْ آثَرُوا الْآخِرَةَ عَلَى الدُّنْيَا وَآتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار وَصَلَّى اللهُ عَلَى
نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِه أَجْمَعِيْنَ
KHUTBAH
KEDUA
الْحَمْدُ
لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، يَقْبَلُ تَوْبَةَ التَّائِبِيْنَ، وَلاَ يُضِيْعُ
أَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَرْسَلَهُ
رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، فَأَوْضَحَ بِهِ الْـمَحَجَّةَ لِلسَّالِكِيْنَ،
وَأَقَامَ بِهِ الحُجَّةَ عَلَى الْمُعَانِدِيْنَ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،
أَمَّا بَعْدُ:
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa
kepada Allah Ta’ala dengan senantiasa membersihkan
dan menyucikan diri-diri kita, dengan menjalankan ketaatan kepada-Nya serta
tidak mengotorinya dengan perbuatan kemaksiatan kepada-Nya. Allah Ta’ala menyebutkan
dalam firman-Nya:
قَدْ
أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
“Sungguh beruntunglah orang yang
menyucikan jiwa itu. Dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya.”
(Asy-Syams: 9-10)
Al-Imam Ibnu Rajab rahimahullah,
berkaitan dengan ayat ini mengatakan, “Maknanya adalah sungguh telah beruntung
orang yang membersihkan dirinya dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala,
dan sungguh merugilah orang-orang yang mengotori dirinya dengan bermaksiat
(kepada-Nya)….”
Saudara-saudaraku kaum muslimin rahimakumullah,
Ketahuilah, bahwa setiap amalan
yang dilakukan oleh seseorang maka akibatnya akan kembali kepada dirinya
sendiri. Baik itu berupa amalan kebaikan ataupun amalan kejelekan. Allah Ta’alaberfirman,
مَّنْ
عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا وَمَارَبُّكَ بِظَلاَّمٍ
لِّلْعَبِيدِ
“Barangsiapa mengerjakan amal yang shalih,
maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan
jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri.” (Fushilat: 46)
Oleh karena itu, sudah semestinya
setiap orang senantiasa memperbaiki dirinya dengan terus bersemangat dalam mempelajari
agama dan mengamalkannya. Bukan menjadi orang yang sibuk memerhatikan orang
lain sementara dia melupakan keselamatan dirinya. Ketahuilah, setiap orang
selama masih bernyawa dan berakal, tentu dia akan melakukan berbagai aktivitas.
Maka, seseorang yang melakukan aktivitasnya untuk menjalankan ketaatan, berarti
dia telah menjual dirinya kepada Allah Ta’ala dan akan
diselamatkan dari siksa api neraka. Sedangkan orang yang melakukan aktivitasnya
untuk berbuat kemaksiatan, maka sesungguhnya dia telah mencelakai dirinya
sendiri.
Hadirin rahimakumullah,
Ingatlah, bahwa Allah Ta’ala telah
memerintahkan kepada masing-masing orang dua malaikat yang akan mencatat setiap
aktivitasnya. Sebagaimana tersebut dalam firman-Nya,
إِذْ
يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ .
مَّايَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“(Yaitu)
ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, satu malaikat ada di sebelah
kanan dan yang lain ada di sebelah kirinya. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya malaikat yang mengawasi yang selalu hadir.” (Qaf:
17-18)
Maka, marilah kita berusaha untuk
menghitung amalan-amalan kita agar menjadi orang yang senantiasa memperbaiki
diri di dunia ini, sebelum datangnya hari perhitungan amalan yang penyesalan
pada hari itu tidak lagi memiliki arti. Begitu pula marilah kita berusaha
menjaga anggota badan kita dari melakukan perbuatan yang tidak diridhai Allah Ta’ala,
sebelum datang hari yang pendengaran, penglihatan, dan tubuh yang lainnya akan
berbicara sebagai saksi. Allah Ta’ala berfirman,
وَيَوْمَ
يُحْشَرُ أَعْدَآءُ اللهِ إِلَّى النَّارِ فَهُمْ يُوزَعُونَ . حَتَّى إِذَا
مَاجَآءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُم بِمَا
كَانُوا يَعْمَلُونَ . وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدتُّمْ عَلَيْنَا قَالُوا
أَنطَقَنَا اللهُ الَّذِي أَنطَقَ كُلَّ شَىْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ
وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh
Allah digiring ke dalam neraka, lalu mereka dikumpulkan semuanya. Sehingga
apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka
menjadi saksi terhadap mereka atas apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka
berkata kepada kulit mereka, ‘Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?’ Kulit
mereka menjawab, ‘Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah
menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada
kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan’.”
(Fushshilat: 19-21)
Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjadikan
kita sebagai hamba-hamba-Nya yang mengikuti petunjuk Rasul-Nya. Karena
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
sejelek-jelek perkara adalah aturan-aturan ibadah baru yang tidak sesuai dengan
petunjuknya. Setiap aturan yang baru dalam ibadah adalah sesat, dan setiap
kesesatan tempatnya adalah di neraka.
اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمَ الدِّيْنِ،
اللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ
وَالْمُشْرِكِيْنَ. وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
الْمُوَحِّدِينَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ
مَكَانٍ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا
اْلبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا
بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ
الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ،
وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالِمِينَ.
(dikutip dari khotbahjumat.com)
menambah wawasan ka terimakasih
BalasHapustractors