Jenis-jenis karangan
Sebelum menulis karangan alangkah baiknya kalau kita
terlebih dahulu mengenal jenis-jenis karangan. Dalam bahasa Indonesia, jenis
karangan dibagi menjadi 5 kelompok. Diantaranya sebagai berikut :
1.
Karangan deskripsi
2.
Karangan eksposisi
3.
Karangan argumentasi
4.
Karangan persuasi
5.
Karangan narasi
Nah untuk bisa membedakan jenis karangan tersebut, kita
harus terlebih dulu mengenal dan mengetahui fungsi serta ciri-ciri dari
masing-masing jenis karangan.
Berikut ini akan saya jelaskan mengenai karangan tersebut.
1.
Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah karangan yang memberikan penggambaran terhadap
suatu obyek atau keadaan tertentu sehingga pembaca dapat melihat dan merasakan
seperti yang penulis alami. Dalam karangan deskripsi dijelaskan secara detail
segala sesuatu yang dapat ditangkap dengan panca indra. Segala yang dilihat,
didengar, dirasakan, dicecap dan aroma yang ditangkap oleh penulis pada suatu
obyek dapat dituliskan secara detail. Jadi pembaca seolah-olah turut serta menyaksikan
atau merasakan segala sesuatu yang diuraikan dalam karangan tersebut. Karangan
deskripsi sebaiknya menggunakan kalimat-kalimat yang logis dan mudah untuk
dipahami agar tidak ada kesalahan persepsi.
Adapun ciri-ciri karangan deskripsi antara lain :
a.
Menjelaskan secara detail tentang suatu hal
berdasarkan penangkapan panca indra.
b.
Menggunakan kalimat yng logis dan mudah
dipahami.
c.
Karangan ini bersifat obyektif maupun subyektif
berdasarkan pengamatan dan observasi pengarang.
Contoh karangan deskripsi.
Suasana pasar modern di kawasan kota harapan
indah pagi itu cukup sibuk. Para pedagang menyiapkan dan menata seluruh
dagangannya dengan rap di lapak-lapak yang telah disediakan oleh pengelola
pasar. Pengunjung mulai berdatangan dengan kendaraan yang diparkir rapi disisi
luar gedung pasar modern. Gedung pasar modern harapan indah di desaign cukup
mewah dan nyaman. Di sediakan lahan
parkir yang cukup luas disisi kanan, kiri maupun depan gedung. Disebelah
samping kanan gedung terdapat kantin yang luas dan rapi, ada mushola disamping
gedung pengelola pasar dan toilet yang selalu bersih dan rapi. Makanan yang jual dikantin beraneka ragam
jenisnya, semua dapat diperoleh dengan harga yang cukup terjangkau dan enak
untuk disantap pagi hari. Ada bubur ayam, bakso, mie ayam, soto, lontong sayur,
tahu kupat, gado-gado, roti bakar, bubur kacang ijo, kue pancong, dll.
Tidak seperti pasar tradisional yang penuh
sesak dengan pedagang kaki lima, pasar ini sangat rapi dan bersih. Semua
pedagang berada didalam gedung menempati lapak-lapak yang diatur rapi sesuai
dengan jenis daganganya. Hal ini juga memudahkan pengunjung untuk berbelanja, misalkan
untuk sayuran dan bahan pangan dibagian dalam pasar dengan lapak terbuka, daging
dan berbagai jenis ikan berada pada sisi belakang dalam gedung, sedangkan untuk
pakaian dan kebutuhaan lain yang bersifat sekunder diposisi bagian ruko yang
letaknya mengelilingi gedung utama pasar.
Pasar modern sangat bersih dan rapi, tidak
ada penumpukan sampah dan aroma got yang
tidak sedap. Sampah segera bersihkan dan
diangkut keluar gedung sehingga tidak mengganggu aktifitas pedagang dan
pengunjung.
2.
Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang berisi pemaparan dan penjelasan
mengenai segala sesuatu untuk memberikan informasi dan pengetahuan terhadap
pembaca. Karangan jenis ini sering kali kita temukan pada surat kabar, majalah,
buku-buku ilmu pengetahuan maupun tabloid. Contoh karangan eksposisi antara
lain adalah : teks berita, teks prosedur, teks eksplanasi, teks undang-undang,
teks pelajaran, tesis, papper, makalah, dll. Karangan eksposisi memiliki
beragam jenis yaitu : eksposisi informasi, eksposisi contoh, eksposisi
definisi, eksposisi proses, eksposisi klasifikasi, eksposisi analogi, eksposisi
pertentangan, eksposisi laporan, eksposisi pengumuman dan eksposisi
identifikasi .
Ciri-ciri karangan eksposisi antara lain adalah
a.
Memberikan informasi kepada pembaca
b.
Menggunakan kalimat yang logis.
c.
Menggunakan bahasa baku dan mudah dipahami.
d.
Karangan ini bersifat obyektif berdasarkan
pengamatan dan observasi pengarang.
e.
Memberikan ilmu pengetahuan
f.
Isinya dapat dipertanggungjawabkan.
g.
Berupa fakta bukan opini dari penulis
Contoh karangan eksposisi informasi
Liputan6.com, Jakarta
- ES, gadis asal Sukabumi, Jawa Barat menjadi korban penjualan orang di
Malaysia. Awalnya, perempuan 16 tahun itu mendapat lowongan kerja dari situs
pertemanan facebook.
Namun tak disangka,
niat mencari kerja malah berbuah kemalangan. Dia menjadi korban perdagangan
orang.
Gadis Sukabumi Korban
Perdagangan Orang Dipertemukan dengan Keluarga
KPAI Apresiasi Polri
yang Gagalkan Perdagangan Anak
Polisi Tangkap 5
Penjual Gadis Asal Sukabumi ke Malaysia
Wakil Direktur Tindak
Pidana Umum Bareskrim Polri Kombes Panca Putra menuturkan, ES yang baru lulus
SMP itu berniat mencari kerja guna membantu kebutuhan ekonomi keluarga.
Ia pun mencari
lowongan kerja melalui Facebook. Dia tertarik dengan lowongan kerja sebagai
pengasuh bayi di Jakarta.
"Seorang
tersangka berinisial YL menawarkan lowongan kerja melalui Facebook," ujar
Panca di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (13/9/2018).
Setelah menerima
lowongan kerja tersebut, kemudian ES dipertemukan ke D yang kini menjadi
buronan polisi. D ternyata kaki tangan dari YL yang menawarkan ES bekerja di
Jakarta.
"Atas tawaran
tersebut korban tertarik," ucap Panca.
Korban lalu meminta
izin kepada orangtuanya yakni E dan O untuk bekerja di Jakarta. Keduanya pun
merestui ES merantau.
"Kemudian korban
diberangkatkan dari Sukabumi ke Terminal Kampung Rambutan," kata Panca.
Ketika tiba di Kampung
Rambutan, ES dijemput oleh pelaku lainnya berinisial JS. Korban ditampung di
sebuah kos-kosan di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat.
Kemudian para pelaku
mempersiapkan sejumlah dokumen agar korban bisa sampai ke Malaysia. Korban pun dikirim
ke Kuala Lumpur melalui jalur laut dari Bengkalis, Riau.
Namun, saat tiba di
Malaysia, korban malah diperlakukan tidak manusiawi. Alhasil, ES kabur dari
rumah majikannya, padahal ia baru lima hari bekerja.
"Dia dipekerjakan
dengan tidak memperhatikan paruh waktu, tidak diberi makan, dan segala macam ya
itu eksploitasi," terang Panca.
Menurut dia, korban
diimingi gaji Rp 7 juta per bulan selama bekerja di Malaysia. Namun faktanya,
ES malah dieksploitasi.
"Dia ditawari
tujuh per bulan. Faktanya dia baru kerja berapa hari terus merasa tidak nyaman
karena perlakuan di sana," jelas Panca soal kasus perdagangan orang ini.
(
dikutip dari liputan6.com/14-09-18)
3.
Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat atau opini penulis
terhadap suatu obyek atau keadaan tertentu sesuai dengan ilmu dan pengetahuan
dibidangnya. Karangan ini bertujuan untuk meyakinkan pembaca terhadap pendapat
yang disampaikan pengarang melalui tulisannya. Karangan argumentasi biasanya berisi
kritik dan saran terhadap hasil karya orang lain maupun terhadap
kebijakan-kebijakan public yang sedang hangat dibicarakan. Contoh dari karangan
argumenntasi ni berupa antara lain adalah, esay, resensi buku, opini-opini
public, kritik karya sastra, dan lain sebaagainya.
Ciri-ciri karangan Argumentasi
a.
Berisi pendapat dari penulis terhadap suatu hal.
b.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku yang
saratdengan bahasa ilmiah.
c.
Disertai bukti-bukti dan data, fakta, contoh dan
grafis yang meyakinkan pembaca.
d.
Karangan ini bersifat obyektif dan tidak
subyektif artinya tidak melibatkan emosi pribadi penulis.
Contoh karangan Argumentasi :
Kolom kompas
Temuan Baru: Perusahaan Rokok Melebih-lebihkan
Keberadaan Pasar Gelap
Seberapa
besarkah pasar gelap rokok dan siapa yang ada di belakangnya? Pertanyaan ini
telah menghantui pemerintah, advokat kesehatan masyarakat, peneliti, dan
industri tembakau selama bertahun-tahun. Perusahaan tembakau terbesar di dunia
telah menghabiskan jutaan dolar untuk penelitian guna menghasilkan jawaban.
Kebanyakan penelitian ini merupakan pesanan yang menggiring pada kesimpulan
bahwa perdagangan tembakau ilegal sedang meningkat.
Perusahaan-perusahan
rokok besar secara rutin menggunakan penemuan ini untuk menunjukkan bahwa
setiap kebijakan pengendalian tembakau akan menyebabkan peningkatan
penyelundupan. Mereka mengklaim bahwa pungutan cukai yang lebih tinggi
mendorong lebih banyak orang untuk membeli rokok secara ilegal, misalnya, atau
dengan kemasan polos membuatnya lebih mudah bagi pemalsu untuk menyalin merek
besar. Namun ada masalah besar dengan temuan data yang dibiayai oleh industri
ini.
Ketika
dibandingkan dengan sumber yang independen, mereka secara konsisten
melebih-lebihkan skala tembakau ilegal. Mereka juga berulang kali gagal
memenuhi standar kualitas dan keterbukaan penelitian setelah ditelaah kembali.
Ini menimbulkan pertanyaan baru tentang industri yang memiliki sejarah panjang
penggunaan hasil penelitian dan tidak tahu lagi cara untuk menipu para pembuat
kebijakan dan publik. Belum lagi keterlibatan intim industri ini dengan
penyelundupan tembakau yang diklaim sedang dicegahnya. Riset Kami Banyak
dokumen dan laporan independen telah meninjau data tentang tembakau ilegal yang
dibiayai oleh industri.
Penelitian
kami, yang baru diterbitkan dalam Tobacco Control, adalah yang pertama kali
meninjau ulang penilaian semacam itu secara sistematis untuk memeriksa
kecenderungan yang lebih luas. Kami mengumpulkan 35 laporan tinjauan, 25 di
antaranya fokus riset tentang satu negara – kebanyakan dari Australia atau
Inggris – sedangkan sisanya memiliki fokus pada suatu kawasan atau suatu
kombinasi beberapa kawasan dan negara. Sebanyak 18 penilaian telah ditinjau
kembali oleh rekan sejawat, sementara semua kecuali satu dari sumber data yang
dibiayai industri yang mereka tidak periksa.
Dari 31
laporan penilaian, penelitian yang dibiayai oleh perusahaan rokok memperkirakan
pasar gelap rokok lebih tinggi dari perkiraan para peninjau - mulai dari 17
persen lebih tinggi hingga lebih dari 100 persen. Dalam 29 laporan peninjau,
ada kritik terhadap metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang didanai
industri. Misalnya, survei terhadap kemasan rokok/kantong tembakau hanya
dikumpulkan di kota-kota kecil dan kota-kota besar, tempat produk ilegal
cenderung lebih umum ditemukan.
Permasalahan
dengan analisis data juga ditemukan pada 22 laporan peninjauan; sementara 21
memiliki masalah pada penyajiannya, seperti kegagalan untuk menyoroti ketika
produk industri tembakau jumlahnya menjadi mayoritas di pasar gelap. Terdapat
juga keluhan yang terus terjadi bahwa laporan yang dibiayai oleh industri tidak
secara jelas menyampaikan metode penelitian, sehingga lebih sulit untuk
membuktikan temuan tersebut secara ilmiah.
Riset
kami kami menyimpulkan bahwa “kualitas data industri mengenai tembakau ilegal
secara keseluruhan berada di bawah standar yang diharapkan untuk
dipertimbangkan dapat diandalkan”.
Kami
menambahkan bahwa konsistensi ini “dapat menunjukkan bahwa industri tembakau
dengan sengaja menghasilkan data yang menyesatkan” terkait topik ini.
Gambaran
yang lebih besar Pada era 1990-an, terdapat banyak bukti bahwa Big Tobacco atau
perusahaan rokok besar terlibat di pasar rokok ilegal. Merujuk pada perkiraan
pada saat itu, sepertiga dari ekspor rokok tahunan global melalui jalur
distribusi legal. Kami telah menulis di tempat lain mengenai bagaimana ini
telah menjadi bagian penting strategi bisnis banyak perusahaan rokok.
Produk
yang dikirim ke pasar sangat sering melampaui tingkat konsumsi rokok penduduk
lokal. Dalam beberapa kasus, distributor bahkan ditugaskan secara khusus untuk
menyelundupkan produk perusahaan rokok. Alasan perusahaan-perusahaan rokok
tertarik pada pasar gelap itu adalah bahwa mereka dibayar ketika mereka menjual
produk ke distributor, terlepas bagaimana barang selundupan itu dijual. Karena
produk yang dijual ilegal lebih murah, hal ini berpotensi menghasilkan
penjualan yang lebih tinggi.
Pada
akhir 2000-an, industri harus tunduk pada penyelidikan negara, putusan
pengadilan, denda dan banyak publisitas negatif. Empat perusahaan tembakau
terbesar dunia - Philip Morris International (PMI), British American Tobacco,
Imperial Tobacco, dan Japan Tobacco - telah menandatangani perjanjian hukum
dengan Uni Eropa untuk bekerja sama dalam memberantas tembakau ilegal. Di
Kanada, anak perusahaan Japan Tobacco dan British American, dan sebagian
perusahaan yang dimiliki oleh PMI telah mengaku bersalah karena penyelundupan
rokok dan telah didenda secara kolektif 1,7 miliar dolar AS (£1 miliar).
Sekarang,
industri tembakau berpendapat bahwa mereka adalah korban dari pasar gelap,
menekankan dampak negatif rokok tiruan. Namun ada bukti bahwa industri tidak
pernah berhenti mendapatkan manfaat dari pasar gelap - meskipun
perusahaan-perusahaan besar menyangkalnya. Penelitian yang kami publikasikan
baru-baru ini menunjukkan bahwa dua per tiga rokok ilegal di seluruh dunia
berasal dari perusahaan tembakau itu sendiri, sementara kurang dari satu dari
sepuluh adalah tiruan.
Pada saat
ini, tidak ada data yang cukup andal tentang skala pasar gelap tembakau secara
keseluruhan. Baca juga: Ahli: Puntung Rokok Lebih Merusak Lingkungan Ketimbang
Sedotan Plastik Setidaknya, bagaimanapun, perusahaan tembakau gagal
mengendalikan rantai pasokan mereka - kelebihan produksi dan kelebihan pasokan
produk tembakau, menyebabkan sebagiannya masuk ke pasar ilegal.
Sementara
itu, bukti dari dokumen yang bocor dan pembocor internal menunjukkan beberapa
perusahaan tembakau secara aktif terlibat dalam perdagangan ini baru-baru ini.
Sebagai bagian dari upaya global untuk menangani penyelundupan tembakau,
Protokol Pasar Gelap dari Kerangka Kerja Konvensi tentang Pengendalian Tembakau
WHO mulai berlaku pada September ini. Salah satu ukuran kunci dari protokol ini
adalah sebuah sistem global untuk melacak dan menelusuri produk tembakau.
Sistem ini akan menentukan di mana suatu produk di produksi, memungkinkan
penyelidikan jika itu berakhir di pasar gelap.
Protokol
ini menetapkan bahwa sistem ini tidak boleh dikontrol oleh perusahaan tembakau.
Namun demikian, perusahaan tembakau telah berulang kali mempromosikan
alternatif mereka yang tidak memadai dan tidak efisien. Codentify (sistem penandaan
produk tembakau terpusat) dipatenkan oleh Philip Morris International (PMI)
pada pertengahan 2000-an, dan dilisensi secara gratis kepada kompetitor utama
perusahaan pada 2010. Mereka secara kolektif setuju untuk mempromosikan sistem
ini kepada pemerintah dengan cara yang membuatnya tampak independen. Ini
dilakukan dengan menggunakan berbagai kelompok pendukung industri rokok dan
pihak ketiga.
Keterlibatan
industri dalam Codentify nyatanya tetap terlihat, sehingga mereka berusaha
menjauhkan diri. Pada 2016 sistem itu dijual ke sebuah perusahaan bernama
Inexto, dan PMI mengklaim Codentify sekarang memenuhi persyaratan WHO. Namun
beberapa staf di Inexto tampaknya menjadi karyawan lama PMI yang juga turut
menciptakan Codentify, sementara itu juga tampaknya sebuah jaringan kompleks
dari kekayaan intelektual bersama ada di antara individu-individu ini dan kedua
perusahaan. Industri tembakau masih melakukan semua yang dapat menerapkan
sistem ini sebagai standar pelacakan dan jejak global.
Temuan
baru kami mengenai data industri adalah bukti lebih lanjut bahwa industri
tembakau tidak bermain jujur dan baik dalam masalah tembakau ilegal. Data
memungkinkan perusahaan-perusahaan ini untuk mempromosikan kesimpulan tentang
skala dan sifat perdagangan gelap yang tidak dapat dengan mudah dibantah. Ini
terutama berfungsi sebagai platform untuk strategi lobi dan hubungan masyarakat
industri. Filantropi Bloomberg baru-baru ini mengumumkan investasi sebesar 20
juta dolar AS (£16 juta) untuk membuat STOP (The Stopping Tobacco Organizations
and Products) - sistem pantauan global untuk mengekspos praktik-praktik seperti
ini. Organisasi kami Tobacco Control Research Group di University of Bath
adalah salah satu dari tiga mitra yang didanai untuk memimpin inisiatif ini.
Kami
tidak bisa membiarkan industri beroperasi di bawah naungan kegelapan. Hubungan
kerja sama baru ini akan berfungsi sebagai sorotan yang diperlukan. The Tobacco
Manufacturers Association, yang mewakili British American Tobacco, Imperial
Tobacco, dan anak perusahaan Japan Tobacco Gallaher, mengatakan tidak akan
menanggapi artikel ini. Seorang Juru Bicara PMI mengatakan: Perdagangan rokok
ilegal melukai bisnis dan pendapatan kami - kami memiliki kepentingan untuk
menguranginya.
Kami menginvestasikan sumber daya yang
signifikan untuk memastikan kontrol yang kuat dalam rantai pasokan kami dan
mengatasi pengalihan produk kami. Kami juga mendukung aturan ketat dan
langkah-langkah penegakan hukum. PMI tidak berada dalam usaha melacak dan
menelusuri. Kami percaya bahwa cara terbaik untuk memastikan hal ini adalah
melalui serangkaian sistem pelacakan dan jejak standar terbuka yang disetujui
secara independen, bersaing di pasar bebas. Baca juga: Studi: Satu atau 20
Batang Rokok Per Hari Sama-sama Mematikan *Allan Galagher adalah peneliti di
University of Bath, Inggris ** Anna Gilmore adalah Professor of Public
Health/Director, Tobacco Control Research Group, University of Bath Keduanya
menerima dana melalui Tobacco Control Research Group (TCRG) dari Bloomberg
Philanthropies, Cancer Research UK dan National Institute of Health Research.
TCRG adalah bagian dari UK Centre for Tobacco and Alcohol Studies (UKCTAS), UK
Centre for Public Health Excellence yang dibiayai oleh UK Clinical Research
Collaboration, dan Tobacco Control Capacity Programme dibiayai oleh Research
Councils UK sebagai bagian dari Global Challenges Research Fund
(dikutip dari kompas.com/14-07-18)
(dikutip dari kompas.com/14-07-18)
4.
Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang berisi himbauan atau ajakan kepada
pembaca untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan penulis. Karangan ini
biasanya juga disertai data-data dan fakta yang empiris sehingga dapat meyakinkan
pembaca. Tujuan penulis dengan karangan ini adalah meyakinkan pembaca untuk
melakukan tindakan tertentu atau mempercayai hal tertentu yang disajikan oleh
penulis. Karangan ini biasanya digunakan untuk mengiklankan produk tertentu kepada
masyarakat umum danjuga untuk memberikan motivasi positif terhadap masyarakat
atau kelompok tertentu. Contoh karangan ini adalah advertorial, iklan dan motivasi.
Ciri-ciri karangan persuasi antara lain adalah :
a.
Berisi kalimat-kalimat motivasi atau ajakan.
b.
Disertai bukti-bukti data maupun grafis yang
meyakinkan
c.
Disertai testimony dari orang-orang tertentu.
d.
Karangan ini tidak menggunakan kalimat yang
mengundang konflik.
e.
Karangan jenis ini biasanya suyektif namun tidak
menjeleknya atau merendahkan hal lain.
Contoh karangan persuasi :
Sugar Rush, Masalah pada Anak Akibat Makanan Manis
Makanan manis merupakan salah satu jenis makanan favorit anak-anak.
Selain enak, rasanya yang khas juga sering membuat ketagihan. Namun di balik
itu, ternyata makanan manis juga dapat meningkatkan risiko kejadian sugar rush
pada anak!
Apa itu Sugar Rush?
Sugar rush adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan
setelah anak mengonsumsi makanan yang mengandung gula. Pada keadaan ini, para
peneliti menduga bahwa energi yang dimiliki anak akan langsung melonjak,
sehingga anak cenderung akan menjadi sangat aktif.
Perlu Anda tahu, anggapan bahwa gula dapat menyebabkan anak menjadi
hiperaktif telah dimulai sejak tahun 1973. Disebutkan bahwa anak yang mengalami
ADHD (Attention Deficit-Hyperactive Disorder) tidak dianjurkan untuk
mengonsumsi makanan yang mengandung pemanis buatan, karena dapat memperberat
gangguan yang dialaminya.
Makanan Manis dan Bahaya di Baliknya
Bisa dikatakan banyak produk makanan anak mengandung kadar gula yang
tinggi. Minuman bersoda, permen, dan buah kalengan merupakan beberapa contoh
makanan manis yang mengandung gula tinggi.
Dari sisi medis, asupan gula yang berlebihan sangat tidak disarankan.
Hal ini dikarenakan asupan gula berlebih yang dapat menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan, seperti:
Obesitas
Kegemukan alias obesitas pada anak usia 5–12 tahun merupakan masalah
yang sering ditemukan. Peristiwa ini dihubungkan dengan kebiasaan mengonsumsi
makanan manis dalam jangka waktu tertentu. Terbukti bahwa makanan manis umumnya
mengandung kalori tinggi, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan berat
badan.
Diabetes
Asupan gula yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas, dan hal inilah
yang turut meningkatkan risiko diabetes di kemudian hari.
Kerusakan gigi
Gula akan diubah oleh bakteri yang hidup di rongga mulut menjadi asam
yang dapat merusak gigi. Padahal saat ini banyak sekali vitamin anak yang
mengandung gula.
Apa Solusinya?
Si Kecil dapat tetap menikmati makanan manis, asalkan yang berasal dari
pemanis alami. Salah satu jenis pemanis alami yang terbukti lebih aman untuk
dikonsumsi adalah xylitol.
Xylitol merupakan pemanis dengan kadar kalori 40 persen lebih rendah
dari gula pasir (sukrosa), dengan tingkat kemanisan yang sama. Ini menunjukkan
bahwa xylitol lebih aman dikonsumsi lantaran tidak meningkatkan risiko obesitas
di kemudian hari.
Ingin daya tahan si Kecil tetap terjaga? Anda dapat memberikan si Kecil
vitamin yang bebas gula seperti Blackmores Kids Body Shield.
Blackmores Kids Body Shield merupakan suplemen berbentuk tablet hisap
yang mengandung Vitamin A, C, E, D dan Zinc untuk membantu meningkatkan daya
tahan tubuh si Kecil. Blackmores Kids Body Shield dapat dikonsumsi oleh anak
usia 2–12 tahun, sebanyak 2 tablet sehari atau sesuai petunjuk dokter.
Berikan Blackmores Body Shield pada si Kecil, agar dirinya selalu sehat
setiap saat. Di balik itu, rasa manis alami dari suplemen ini juga bisa menjadi
solusi untuk mencegah si Kecil mengonsumsi makanan manis berlebihan. Jadi,
dengan mengonsumsi Blackmores Body Shield sesuai anjuran, daya tahan tubuh si
Kecil terus terjaga dan dirinya terhindar dari risiko sugar rush.
(dikutip
dari www.klikdokter.com)
5.
Karangan Narasi
Karangan Narasi adalah karangan yang berisi tentang rangkaian peristiwa baik
fitif maupun fakta yang disusun secara sistematis dan logis sehingga mudah
dipahami dan bersifat menghibur pembaca.
Karangan ini biasanya bersifat artistic, artinya dibuat untuk memberikan
hiburan dan kesenangan bagi pembaca. Adapun contoh dari jenis karangan ini
antara lain adalah : cerpen, cerbung, novel, roman, komik dan kisah-kisah para
pahhlawan maupun Nabi.
Ciri-ciri karangan narasi antara lain adalah :
1.
Berisi rangkaian peristiwa baik menggunakan alur
maju, mundur atau flash back.
2.
Adanya tokoh dan karakter yang disampaikan dalam
karangan narasi
3.
urutan peristiwa yang disampaiikan dimulai dari
perkenalan situasi, pengungkapan konflik, konflik makin rumit, puncak masalah dan
konflik mereda.
4.
Mengunakan seting yang jelas
5.
Bertujuan untuk menghibur pembaca
Contoh karangan
Narasi :
Seragam
‘’ Lelaki jangkung berwajah terang yang membukakan pintu
terlihat takjub begitu mengenali saya. Pastinya dia sama sekali tidak menyangka
akan kedatangan saya yang tiba-tiba.
Ketika kemudian
dengan keramahan yang tidak dibuat-buat dipersilakannya saya untuk masuk, tanpa
ragu-ragu saya memilih langsung menuju amben di seberang ruangan. Nikmat
rasanya duduk di atas balai-balai bambu beralas tikar pandan itu. Dia pun lalu
turut duduk, tapi pandangannya justru diarahkan ke luar jendela, pada
pohon-pohon cengkeh yang berderet seperti barisan murid kelas kami dahulu saat
mengikuti upacara bendera tiap Isnin. Saya paham, kejutan ini pastilah membuat
hatinya diliputi keharuan yang tidak bisa diungkapkannya dengan kata-kata. Dia
butuh untuk menetralisirnya sebentar.
Dia adalah sahabat masa kecil terbaik saya. Hampir 25 tahun lalu
kami berpisah karena keluarga saya harus boyongan ke kota tempat kerja Ayah
yang baru di luar pulau hingga kembali beberapa tahun kemudian untuk menetap di
kota kabupaten. Itu saya ceritakan padanya, sekaligus mengucapkan maaf karena
sama sekali belum pernah menyambanginya sejak itu.
”Jadi, apa yang
membawamu kemari?”
”Kenangan.”
”Palsu! Kalau ini
hanya soal kenangan, tidak perlu menunggu 10 tahun setelah keluargamu kembali
dan menetap 30 kilometer saja dari sini.”
Saya tersenyum.
Hanya sebentar kecanggungan di antara kami sebelum kata-kata obrolan meluncur
seperti peluru-peluru yang berebutan keluar dari magasin.
Bertemu
dengannya, mau tidak mau mengingatkan kembali pada pengalaman kami dahulu.
Pengalaman yang menjadikan dia, walau tidak setiap waktu, selalu lekat di
ingatan saya. Tentu dia mengingatnya pula, bahkan saya yakin rasa yang
diidapnya lebih besar efeknya. Karena sebagai seorang sahabat, dia jelas jauh
lebih tulus dan setia daripada saya.
Malam itu saya
berada di sini, memperhatikannya belajar. Teplok yang menjadi penerang ruangan
diletakkan di atas meja, hampir mendekat sama sekali dengan wajahnya jika dia
menunduk untuk menulis. Di atas amben, ayahnya santai merokok. Sesekali menyalakan
pemantik jika bara rokok lintingannya soak bertemu potongan besar cengkeh atau
kemenyan yang tidak lembut diirisnya. Ibunya, seorang perempuan yang banyak
tertawa, berada di sudut sembari bekerja memilin sabut-sabut kelapa menjadi
tambang. Saat-saat seperti itu ditambah percakapan-percakapan apa saja yang
mungkin berlaku di antara kami hampir setiap malam saya nikmati. Itu yang
membuat perasaan saya semakin dekat dengan kesahajaan hidup keluarganya.
Selesai belajar,
dia menyuruh saya pulang karena hendak pergi mencari jangkrik. Saya langsung
menyatakan ingin ikut, tapi dia keberatan. Ayah dan ibunya pun melarang. Sering
memang saya mendengar anak-anak beramai- ramai berangkat ke sawah selepas isya
untuk mencari jangkrik. Jangkrik-jangkrik yang diperoleh nantinya dapat dijual
atau hanya sebagai koleksi, ditempatkan di sebuah kotak, lalu sesekali
digelitik dengan lidi atau sehelai ijuk agar berderik lantang. Dari apa yang
saya dengar itu, proses mencarinya sangat mengasyikkan. Sayang, Ayah tidak pernah
membolehkan saya. Tapi malam itu toh saya nekat dan sahabat saya itu akhirnya
tidak kuasa menolak.
”Tidak ganti
baju?” tanya saya heran begitu dia langsung memimpin untuk berangkat. Itu hari
Jumat. Seragam coklat Pramuka yang dikenakannya sejak pagi masih akan terpakai
untuk bersekolah sehari lagi. Saya tahu, dia memang tidak memiliki banyak
pakaian hingga seragam sekolah biasa dipakai kapan saja. Tapi memakainya untuk
pergi ke sawah mencari jangkrik, rasanya sangat-sangat tidak elok.
”Tanggung,”
jawabnya.
Sambil menggerutu
tidak senang, saya mengambil alih obor dari tangannya. Kami lalu berjalan
sepanjang galengan besar di areal persawahan beberapa puluh meter setelah
melewati kebun dan kolam gurami di belakang rumahnya. Di kejauhan, terlihat
beberapa titik cahaya obor milik para pencari jangkrik selain kami. Rasa hati
jadi tenang. Musim kemarau, tanah persawahan yang pecah-pecah, gelap yang nyata
ditambah angin bersiuran di areal terbuka memang memberikan sensasi aneh. Saya
merasa tidak akan berani berada di sana sendirian.
Kami turun
menyusuri petak-petak sawah hingga jauh ke barat. Hanya dalam beberapa menit,
dua ekor jangkrik telah didapat dan dimasukkan ke dalam bumbung yang terikat
tali rafia di pinggang sahabat saya itu. Saya mengikuti dengan antusias, tapi
sendal jepit menyulitkan saya karena tanah kering membuatnya berkali-kali
terlepas, tersangkut, atau bahkan terjepit masuk di antara retakan-retakannya.
Tunggak batang-batang padi yang tersisa pun bisa menelusup dan menyakiti
telapak kaki. Tapi melihat dia tenang-tenang saja walaupun tak memakai alas
kaki, saya tak mengeluh karena gengsi.
Rasanya belum
terlalu lama kami berada di sana dan bumbung baru terisi beberapa ekor jangkrik
ketika tiba-tiba angin berubah perangai. Lidah api bergoyang menjilat wajah
saya yang tengah merunduk. Kaget, pantat obor itu justru saya angkat
tinggi-tinggi sehingga minyak mendorong sumbunya terlepas. Api dengan cepat
berpindah membakar punggung saya!
”Berguling!
Berguling!” terdengar teriakannya sembari melepaskan seragam coklatnya untuk
dipakai menyabet punggung saya. Saya menurut dalam kepanikan. Tidak saya
rasakan kerasnya tanah persawahan atau tunggak-tunggak batang padi yang
menusuk-nusuk tubuh dan wajah saat bergulingan. Pikiran saya hanya terfokus
pada api dan tak sempat untuk berpikir bahwa saat itu saya akan bisa mendapat
luka yang lebih banyak karena gerakan itu. Sulit dilukiskan rasa takut yang
saya rasakan. Malam yang saya pikir akan menyenangkan justru berubah menjadi
teror yang mencekam!
Ketika akhirnya
api padam, saya rasakan pedih yang luar biasa menjalar dari punggung hingga ke
leher. Baju yang saya kenakan habis sepertiganya, sementara sebagian kainnya
yang gosong menyatu dengan kulit. Sahabat saya itu tanggap melingkupi tubuh
saya dengan seragam coklatnya melihat saya mulai menangis dan menggigil antara
kesakitan dan kedinginan. Lalu dengan suara bergetar, dia mencoba membuat
isyarat dengan mulutnya. Sayang, tidak ada seorang pun yang mendekat dan dia
sendiri kemudian mengakui bahwa kami telah terlalu jauh berjalan. Sadar saya
membutuhkan pertolongan secepatnya, dia menggendong saya di atas punggungnya
lalu berlari sembari membujuk-bujuk saya untuk tetap tenang. Napasnya memburu
kelelahan, tapi rasa tanggung jawab yang besar seperti memberinya kekuatan berlipat.
Sayang, sesampai di rumah bukan lain yang didapatnya kecuali caci maki Ayah dan
Ibu. Pipinya sempat pula kena tampar Ayah yang murka.
Saya langsung
dilarikan ke puskesmas kecamatan. Seragam coklat Pramuka yang melingkupi tubuh
saya disingkirkan entah ke mana oleh mantri. Tidak pernah terlintas di pikiran
saya untuk meminta kepada Ayah agar menggantinya setelah itu. Dari yang saya
dengar selama hampir sebulan tidak masuk sekolah, beberapa kali dia terpaksa
membolos di hari Jumat dan Sabtu karena belum mampu membeli gantinya.
”Salahmu sendiri,
tidak minta ganti,” kata saya selesai kami mengingat kejadian itu.
”Mengajakmu saja
sudah sebuah kesalahan. Aku takut ayahmu bertambah marah nantinya. Ayahku tidak
mau mempermasalahkan tamparan ayahmu, apalagi seragam itu. Dia lebih memilih
membelikan yang baru walaupun harus menunggu beberapa minggu.”
Kami tertawa.
Tertawa dan tertawa seakan-akan seluruh rentetan kejadian yang akhirnya menjadi
pengingat abadi persahabatan kami itu bukanlah sebuah kejadian meloloskan diri
dari maut karena waktu telah menghapus semua kengeriannya.
Dia lalu mengajak
saya ke halaman belakang di mana kami pernah bersama-sama membuat kolam gurami.
Kolam itu sudah tiada, diuruk sejak lama berganti menjadi sebuah gudang
tempatnya kini berkreasi membuat kerajinan dari bambu. Hasil dari tangan
terampilnya itu ditambah pembagian keuntungan sawah garapan milik orang lainlah
yang menghidupi istri dan dua anaknya hingga kini.
Ayah dan ibunya
sudah meninggal, tapi sebuah masalah berat kini menjeratnya. Dia bercerita,
sertifikat rumah dan tanah peninggalan orangtua justru tergadaikan.
”Kakakku itu,
masih sama sifatnya seperti kau mengenalnya dulu. Hanya kini, semakin tua dia
semakin tidak tahu diri.”
”Ulahnya?” Dia
mengangguk.
”Kau tahu, rumah
dan tanah yang tidak seberapa luas ini adalah milik kami paling berharga. Tapi
aku tidak kuasa untuk menolak kemauannya mencari pinjaman modal usaha dengan
mengagunkan semuanya. Aku percaya padanya, peduli padanya. Tapi, dia tidak
memiliki rasa yang sama terhadapku. Dia mengkhianati kepercayaanku. Usahanya
kandas dan kini beban berat ada di pundakku.” Terbayang sosok kakaknya dahulu,
seorang remaja putus sekolah yang selalu menyusahkan orangtua dengan
kenakalan-kenakalannya. Kini setelah beranjak tua, masih pula dia menyusahkan
adik satu-satunya.
”Kami akan
bertahan,” katanya tersenyum saat melepas saya setelah hari beranjak sore. Ada
kesungguhan dalam suaranya.
Sepanjang
perjalanan pulang, pikiran saya tidak pernah lepas dari sahabat saya yang baik
itu. Saya malu. Sebagai sahabat, saya merasa belum pernah berbuat baik padanya.
Tidak pula yakin akan mampu melakukan seperti yang dilakukannya untuk menolong
saya di malam itu. Dia telah membuktikan bahwa keberanian dan rasa tanggung
jawab yang besar bisa timbul dari sebuah persahabatan yang tulus.
Mata saya
kemudian melirik seragam dinas yang tersampir di sandaran jok belakang. Sebagai
jaksa yang baru saja menangani satu kasus perdata, seragam itu belum bisa
membuat saya bangga. Nilainya jelas jauh lebih kecil dibanding nilai
persahabatan yang saya dapatkan dari sebuah seragam coklat Pramuka. Tapi dia
tidak tahu, dengan seragam dinas itu, sayalah yang akan mengeksekusi
pengosongan tanah dan rumahnya.
(dikutip
dari cerpenkompas.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar