Jumat, 14 September 2018

jenis-jenis karangan dan contohnya


Jenis-jenis karangan
Sebelum menulis karangan alangkah baiknya kalau kita terlebih dahulu mengenal jenis-jenis karangan. Dalam bahasa Indonesia, jenis karangan dibagi menjadi 5 kelompok. Diantaranya sebagai berikut :
1.       Karangan deskripsi
2.       Karangan eksposisi
3.       Karangan argumentasi
4.       Karangan persuasi
5.       Karangan narasi
Nah untuk bisa membedakan jenis karangan tersebut, kita harus terlebih dulu mengenal dan mengetahui fungsi serta ciri-ciri dari masing-masing jenis karangan. 
Berikut ini akan saya jelaskan mengenai karangan tersebut.
1.    Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah karangan yang memberikan penggambaran terhadap suatu obyek atau keadaan tertentu sehingga pembaca dapat melihat dan merasakan seperti yang penulis alami. Dalam karangan deskripsi dijelaskan secara detail segala sesuatu yang dapat ditangkap dengan panca indra. Segala yang dilihat, didengar, dirasakan, dicecap dan aroma yang ditangkap oleh penulis pada suatu obyek dapat dituliskan secara detail. Jadi pembaca seolah-olah turut serta menyaksikan atau merasakan segala sesuatu yang diuraikan dalam karangan tersebut. Karangan deskripsi sebaiknya menggunakan kalimat-kalimat yang logis dan mudah untuk dipahami agar tidak ada kesalahan persepsi.

Adapun ciri-ciri karangan deskripsi antara lain :
a.       Menjelaskan secara detail tentang suatu hal berdasarkan penangkapan panca indra.
b.      Menggunakan kalimat yng logis dan mudah dipahami.
c.       Karangan ini bersifat obyektif maupun subyektif berdasarkan pengamatan dan observasi pengarang.
Contoh karangan deskripsi.
          Suasana pasar modern di kawasan kota harapan indah pagi itu cukup sibuk. Para pedagang menyiapkan dan menata seluruh dagangannya dengan rap di lapak-lapak yang telah disediakan oleh pengelola pasar. Pengunjung mulai berdatangan dengan kendaraan yang diparkir rapi disisi luar gedung pasar modern. Gedung pasar modern harapan indah di desaign cukup mewah dan nyaman.  Di sediakan lahan parkir yang cukup luas disisi kanan, kiri maupun depan gedung. Disebelah samping kanan gedung terdapat kantin yang luas dan rapi, ada mushola disamping gedung pengelola pasar dan toilet yang selalu bersih dan rapi.  Makanan yang jual dikantin beraneka ragam jenisnya, semua dapat diperoleh dengan harga yang cukup terjangkau dan enak untuk disantap pagi hari. Ada bubur ayam, bakso, mie ayam, soto, lontong sayur, tahu kupat, gado-gado, roti bakar, bubur kacang ijo, kue pancong, dll.
Tidak seperti pasar tradisional yang penuh sesak dengan pedagang kaki lima, pasar ini sangat rapi dan bersih. Semua pedagang berada didalam gedung menempati lapak-lapak yang diatur rapi sesuai dengan jenis daganganya. Hal ini juga memudahkan pengunjung untuk berbelanja, misalkan untuk sayuran dan bahan pangan dibagian dalam pasar dengan lapak terbuka, daging dan berbagai jenis ikan berada pada sisi belakang dalam gedung, sedangkan untuk pakaian dan kebutuhaan lain yang bersifat sekunder diposisi bagian ruko yang letaknya mengelilingi gedung utama pasar.
Pasar modern sangat bersih dan rapi, tidak ada penumpukan sampah dan aroma got  yang tidak sedap.  Sampah segera bersihkan dan diangkut keluar gedung sehingga tidak mengganggu aktifitas pedagang dan pengunjung.
2.    Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang berisi pemaparan dan penjelasan mengenai segala sesuatu untuk memberikan informasi dan pengetahuan terhadap pembaca. Karangan jenis ini sering kali kita temukan pada surat kabar, majalah, buku-buku ilmu pengetahuan maupun tabloid. Contoh karangan eksposisi antara lain adalah : teks berita, teks prosedur, teks eksplanasi, teks undang-undang, teks pelajaran, tesis, papper, makalah, dll. Karangan eksposisi memiliki beragam jenis yaitu : eksposisi informasi, eksposisi contoh, eksposisi definisi, eksposisi proses, eksposisi klasifikasi, eksposisi analogi, eksposisi pertentangan, eksposisi laporan, eksposisi pengumuman dan eksposisi identifikasi .

Ciri-ciri karangan eksposisi antara lain adalah
a.       Memberikan informasi kepada pembaca
b.      Menggunakan kalimat yang logis.
c.       Menggunakan bahasa baku dan mudah dipahami.
d.      Karangan ini bersifat obyektif berdasarkan pengamatan dan observasi pengarang.
e.      Memberikan ilmu pengetahuan
f.        Isinya dapat dipertanggungjawabkan.
g.       Berupa fakta bukan opini dari penulis
Contoh karangan eksposisi informasi
Liputan6.com, Jakarta - ES, gadis asal Sukabumi, Jawa Barat menjadi korban penjualan orang di Malaysia. Awalnya, perempuan 16 tahun itu mendapat lowongan kerja dari situs pertemanan facebook.
Namun tak disangka, niat mencari kerja malah berbuah kemalangan. Dia menjadi korban perdagangan orang.
Gadis Sukabumi Korban Perdagangan Orang Dipertemukan dengan Keluarga
KPAI Apresiasi Polri yang Gagalkan Perdagangan Anak
Polisi Tangkap 5 Penjual Gadis Asal Sukabumi ke Malaysia
Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Kombes Panca Putra menuturkan, ES yang baru lulus SMP itu berniat mencari kerja guna membantu kebutuhan ekonomi keluarga.
Ia pun mencari lowongan kerja melalui Facebook. Dia tertarik dengan lowongan kerja sebagai pengasuh bayi di Jakarta.
"Seorang tersangka berinisial YL menawarkan lowongan kerja melalui Facebook," ujar Panca di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (13/9/2018).
Setelah menerima lowongan kerja tersebut, kemudian ES dipertemukan ke D yang kini menjadi buronan polisi. D ternyata kaki tangan dari YL yang menawarkan ES bekerja di Jakarta.
"Atas tawaran tersebut korban tertarik," ucap Panca.
Korban lalu meminta izin kepada orangtuanya yakni E dan O untuk bekerja di Jakarta. Keduanya pun merestui ES merantau.
"Kemudian korban diberangkatkan dari Sukabumi ke Terminal Kampung Rambutan," kata Panca.
Ketika tiba di Kampung Rambutan, ES dijemput oleh pelaku lainnya berinisial JS. Korban ditampung di sebuah kos-kosan di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat.
Kemudian para pelaku mempersiapkan sejumlah dokumen agar korban bisa sampai ke Malaysia. Korban pun dikirim ke Kuala Lumpur melalui jalur laut dari Bengkalis, Riau.
Namun, saat tiba di Malaysia, korban malah diperlakukan tidak manusiawi. Alhasil, ES kabur dari rumah majikannya, padahal ia baru lima hari bekerja.
"Dia dipekerjakan dengan tidak memperhatikan paruh waktu, tidak diberi makan, dan segala macam ya itu eksploitasi," terang Panca.
Menurut dia, korban diimingi gaji Rp 7 juta per bulan selama bekerja di Malaysia. Namun faktanya, ES malah dieksploitasi.
"Dia ditawari tujuh per bulan. Faktanya dia baru kerja berapa hari terus merasa tidak nyaman karena perlakuan di sana," jelas Panca soal kasus perdagangan orang ini.

                                                                                                                ( dikutip dari liputan6.com/14-09-18)
3.    Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat atau opini penulis terhadap suatu obyek atau keadaan tertentu sesuai dengan ilmu dan pengetahuan dibidangnya. Karangan ini bertujuan untuk meyakinkan pembaca terhadap pendapat yang disampaikan pengarang melalui tulisannya. Karangan argumentasi biasanya berisi kritik dan saran terhadap hasil karya orang lain maupun terhadap kebijakan-kebijakan public yang sedang hangat dibicarakan. Contoh dari karangan argumenntasi ni berupa antara lain adalah, esay, resensi buku, opini-opini public, kritik karya sastra, dan lain sebaagainya.

Ciri-ciri karangan Argumentasi
a.       Berisi pendapat dari penulis terhadap suatu hal.
b.      Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku yang saratdengan bahasa ilmiah.
c.       Disertai bukti-bukti dan data, fakta, contoh dan grafis yang meyakinkan pembaca.
d.      Karangan ini bersifat obyektif dan tidak subyektif artinya tidak melibatkan emosi pribadi penulis.
Contoh karangan Argumentasi  :
Kolom kompas
Temuan Baru: Perusahaan Rokok Melebih-lebihkan Keberadaan Pasar Gelap

Seberapa besarkah pasar gelap rokok dan siapa yang ada di belakangnya? Pertanyaan ini telah menghantui pemerintah, advokat kesehatan masyarakat, peneliti, dan industri tembakau selama bertahun-tahun. Perusahaan tembakau terbesar di dunia telah menghabiskan jutaan dolar untuk penelitian guna menghasilkan jawaban. Kebanyakan penelitian ini merupakan pesanan yang menggiring pada kesimpulan bahwa perdagangan tembakau ilegal sedang meningkat.
Perusahaan-perusahan rokok besar secara rutin menggunakan penemuan ini untuk menunjukkan bahwa setiap kebijakan pengendalian tembakau akan menyebabkan peningkatan penyelundupan. Mereka mengklaim bahwa pungutan cukai yang lebih tinggi mendorong lebih banyak orang untuk membeli rokok secara ilegal, misalnya, atau dengan kemasan polos membuatnya lebih mudah bagi pemalsu untuk menyalin merek besar. Namun ada masalah besar dengan temuan data yang dibiayai oleh industri ini.
Ketika dibandingkan dengan sumber yang independen, mereka secara konsisten melebih-lebihkan skala tembakau ilegal. Mereka juga berulang kali gagal memenuhi standar kualitas dan keterbukaan penelitian setelah ditelaah kembali. Ini menimbulkan pertanyaan baru tentang industri yang memiliki sejarah panjang penggunaan hasil penelitian dan tidak tahu lagi cara untuk menipu para pembuat kebijakan dan publik. Belum lagi keterlibatan intim industri ini dengan penyelundupan tembakau yang diklaim sedang dicegahnya. Riset Kami Banyak dokumen dan laporan independen telah meninjau data tentang tembakau ilegal yang dibiayai oleh industri.
Penelitian kami, yang baru diterbitkan dalam Tobacco Control, adalah yang pertama kali meninjau ulang penilaian semacam itu secara sistematis untuk memeriksa kecenderungan yang lebih luas. Kami mengumpulkan 35 laporan tinjauan, 25 di antaranya fokus riset tentang satu negara – kebanyakan dari Australia atau Inggris – sedangkan sisanya memiliki fokus pada suatu kawasan atau suatu kombinasi beberapa kawasan dan negara. Sebanyak 18 penilaian telah ditinjau kembali oleh rekan sejawat, sementara semua kecuali satu dari sumber data yang dibiayai industri yang mereka tidak periksa.
Dari 31 laporan penilaian, penelitian yang dibiayai oleh perusahaan rokok memperkirakan pasar gelap rokok lebih tinggi dari perkiraan para peninjau - mulai dari 17 persen lebih tinggi hingga lebih dari 100 persen. Dalam 29 laporan peninjau, ada kritik terhadap metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang didanai industri. Misalnya, survei terhadap kemasan rokok/kantong tembakau hanya dikumpulkan di kota-kota kecil dan kota-kota besar, tempat produk ilegal cenderung lebih umum ditemukan.
Permasalahan dengan analisis data juga ditemukan pada 22 laporan peninjauan; sementara 21 memiliki masalah pada penyajiannya, seperti kegagalan untuk menyoroti ketika produk industri tembakau jumlahnya menjadi mayoritas di pasar gelap. Terdapat juga keluhan yang terus terjadi bahwa laporan yang dibiayai oleh industri tidak secara jelas menyampaikan metode penelitian, sehingga lebih sulit untuk membuktikan temuan tersebut secara ilmiah.
Riset kami kami menyimpulkan bahwa “kualitas data industri mengenai tembakau ilegal secara keseluruhan berada di bawah standar yang diharapkan untuk dipertimbangkan dapat diandalkan”.
Kami menambahkan bahwa konsistensi ini “dapat menunjukkan bahwa industri tembakau dengan sengaja menghasilkan data yang menyesatkan” terkait topik ini.
Gambaran yang lebih besar Pada era 1990-an, terdapat banyak bukti bahwa Big Tobacco atau perusahaan rokok besar terlibat di pasar rokok ilegal. Merujuk pada perkiraan pada saat itu, sepertiga dari ekspor rokok tahunan global melalui jalur distribusi legal. Kami telah menulis di tempat lain mengenai bagaimana ini telah menjadi bagian penting strategi bisnis banyak perusahaan rokok.
Produk yang dikirim ke pasar sangat sering melampaui tingkat konsumsi rokok penduduk lokal. Dalam beberapa kasus, distributor bahkan ditugaskan secara khusus untuk menyelundupkan produk perusahaan rokok. Alasan perusahaan-perusahaan rokok tertarik pada pasar gelap itu adalah bahwa mereka dibayar ketika mereka menjual produk ke distributor, terlepas bagaimana barang selundupan itu dijual. Karena produk yang dijual ilegal lebih murah, hal ini berpotensi menghasilkan penjualan yang lebih tinggi.
Pada akhir 2000-an, industri harus tunduk pada penyelidikan negara, putusan pengadilan, denda dan banyak publisitas negatif. Empat perusahaan tembakau terbesar dunia - Philip Morris International (PMI), British American Tobacco, Imperial Tobacco, dan Japan Tobacco - telah menandatangani perjanjian hukum dengan Uni Eropa untuk bekerja sama dalam memberantas tembakau ilegal. Di Kanada, anak perusahaan Japan Tobacco dan British American, dan sebagian perusahaan yang dimiliki oleh PMI telah mengaku bersalah karena penyelundupan rokok dan telah didenda secara kolektif 1,7 miliar dolar AS (£1 miliar).
Sekarang, industri tembakau berpendapat bahwa mereka adalah korban dari pasar gelap, menekankan dampak negatif rokok tiruan. Namun ada bukti bahwa industri tidak pernah berhenti mendapatkan manfaat dari pasar gelap - meskipun perusahaan-perusahaan besar menyangkalnya. Penelitian yang kami publikasikan baru-baru ini menunjukkan bahwa dua per tiga rokok ilegal di seluruh dunia berasal dari perusahaan tembakau itu sendiri, sementara kurang dari satu dari sepuluh adalah tiruan.
Pada saat ini, tidak ada data yang cukup andal tentang skala pasar gelap tembakau secara keseluruhan. Baca juga: Ahli: Puntung Rokok Lebih Merusak Lingkungan Ketimbang Sedotan Plastik Setidaknya, bagaimanapun, perusahaan tembakau gagal mengendalikan rantai pasokan mereka - kelebihan produksi dan kelebihan pasokan produk tembakau, menyebabkan sebagiannya masuk ke pasar ilegal.
Sementara itu, bukti dari dokumen yang bocor dan pembocor internal menunjukkan beberapa perusahaan tembakau secara aktif terlibat dalam perdagangan ini baru-baru ini. Sebagai bagian dari upaya global untuk menangani penyelundupan tembakau, Protokol Pasar Gelap dari Kerangka Kerja Konvensi tentang Pengendalian Tembakau WHO mulai berlaku pada September ini. Salah satu ukuran kunci dari protokol ini adalah sebuah sistem global untuk melacak dan menelusuri produk tembakau. Sistem ini akan menentukan di mana suatu produk di produksi, memungkinkan penyelidikan jika itu berakhir di pasar gelap.
Protokol ini menetapkan bahwa sistem ini tidak boleh dikontrol oleh perusahaan tembakau. Namun demikian, perusahaan tembakau telah berulang kali mempromosikan alternatif mereka yang tidak memadai dan tidak efisien. Codentify (sistem penandaan produk tembakau terpusat) dipatenkan oleh Philip Morris International (PMI) pada pertengahan 2000-an, dan dilisensi secara gratis kepada kompetitor utama perusahaan pada 2010. Mereka secara kolektif setuju untuk mempromosikan sistem ini kepada pemerintah dengan cara yang membuatnya tampak independen. Ini dilakukan dengan menggunakan berbagai kelompok pendukung industri rokok dan pihak ketiga.
Keterlibatan industri dalam Codentify nyatanya tetap terlihat, sehingga mereka berusaha menjauhkan diri. Pada 2016 sistem itu dijual ke sebuah perusahaan bernama Inexto, dan PMI mengklaim Codentify sekarang memenuhi persyaratan WHO. Namun beberapa staf di Inexto tampaknya menjadi karyawan lama PMI yang juga turut menciptakan Codentify, sementara itu juga tampaknya sebuah jaringan kompleks dari kekayaan intelektual bersama ada di antara individu-individu ini dan kedua perusahaan. Industri tembakau masih melakukan semua yang dapat menerapkan sistem ini sebagai standar pelacakan dan jejak global.
Temuan baru kami mengenai data industri adalah bukti lebih lanjut bahwa industri tembakau tidak bermain jujur dan baik dalam masalah tembakau ilegal. Data memungkinkan perusahaan-perusahaan ini untuk mempromosikan kesimpulan tentang skala dan sifat perdagangan gelap yang tidak dapat dengan mudah dibantah. Ini terutama berfungsi sebagai platform untuk strategi lobi dan hubungan masyarakat industri. Filantropi Bloomberg baru-baru ini mengumumkan investasi sebesar 20 juta dolar AS (£16 juta) untuk membuat STOP (The Stopping Tobacco Organizations and Products) - sistem pantauan global untuk mengekspos praktik-praktik seperti ini. Organisasi kami Tobacco Control Research Group di University of Bath adalah salah satu dari tiga mitra yang didanai untuk memimpin inisiatif ini.
Kami tidak bisa membiarkan industri beroperasi di bawah naungan kegelapan. Hubungan kerja sama baru ini akan berfungsi sebagai sorotan yang diperlukan. The Tobacco Manufacturers Association, yang mewakili British American Tobacco, Imperial Tobacco, dan anak perusahaan Japan Tobacco Gallaher, mengatakan tidak akan menanggapi artikel ini. Seorang Juru Bicara PMI mengatakan: Perdagangan rokok ilegal melukai bisnis dan pendapatan kami - kami memiliki kepentingan untuk menguranginya.
Kami menginvestasikan sumber daya yang signifikan untuk memastikan kontrol yang kuat dalam rantai pasokan kami dan mengatasi pengalihan produk kami. Kami juga mendukung aturan ketat dan langkah-langkah penegakan hukum. PMI tidak berada dalam usaha melacak dan menelusuri. Kami percaya bahwa cara terbaik untuk memastikan hal ini adalah melalui serangkaian sistem pelacakan dan jejak standar terbuka yang disetujui secara independen, bersaing di pasar bebas. Baca juga: Studi: Satu atau 20 Batang Rokok Per Hari Sama-sama Mematikan *Allan Galagher adalah peneliti di University of Bath, Inggris ** Anna Gilmore adalah Professor of Public Health/Director, Tobacco Control Research Group, University of Bath Keduanya menerima dana melalui Tobacco Control Research Group (TCRG) dari Bloomberg Philanthropies, Cancer Research UK dan National Institute of Health Research. TCRG adalah bagian dari UK Centre for Tobacco and Alcohol Studies (UKCTAS), UK Centre for Public Health Excellence yang dibiayai oleh UK Clinical Research Collaboration, dan Tobacco Control Capacity Programme dibiayai oleh Research Councils UK sebagai bagian dari Global Challenges Research Fund

                                                                                           (dikutip dari kompas.com/14-07-18)
4.    Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang berisi himbauan atau ajakan kepada pembaca untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan penulis. Karangan ini biasanya juga disertai data-data dan fakta yang empiris sehingga dapat meyakinkan pembaca. Tujuan penulis dengan karangan ini adalah meyakinkan pembaca untuk melakukan tindakan tertentu atau mempercayai hal tertentu yang disajikan oleh penulis. Karangan ini biasanya digunakan untuk mengiklankan produk tertentu kepada masyarakat umum danjuga untuk memberikan motivasi positif terhadap masyarakat atau kelompok tertentu. Contoh karangan ini adalah advertorial, iklan dan motivasi.  

Ciri-ciri karangan persuasi antara lain adalah :
a.       Berisi kalimat-kalimat motivasi atau ajakan.
b.      Disertai bukti-bukti data maupun grafis yang meyakinkan
c.       Disertai testimony dari orang-orang tertentu.
d.      Karangan ini tidak menggunakan kalimat yang mengundang konflik.
e.      Karangan jenis ini biasanya suyektif namun tidak menjeleknya atau merendahkan hal lain.
Contoh karangan persuasi :
Sugar Rush, Masalah pada Anak Akibat Makanan Manis
Makanan manis merupakan salah satu jenis makanan favorit anak-anak. Selain enak, rasanya yang khas juga sering membuat ketagihan. Namun di balik itu, ternyata makanan manis juga dapat meningkatkan risiko kejadian sugar rush pada anak!
Apa itu Sugar Rush?
Sugar rush adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan setelah anak mengonsumsi makanan yang mengandung gula. Pada keadaan ini, para peneliti menduga bahwa energi yang dimiliki anak akan langsung melonjak, sehingga anak cenderung akan menjadi sangat aktif.
Perlu Anda tahu, anggapan bahwa gula dapat menyebabkan anak menjadi hiperaktif telah dimulai sejak tahun 1973. Disebutkan bahwa anak yang mengalami ADHD (Attention Deficit-Hyperactive Disorder) tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung pemanis buatan, karena dapat memperberat gangguan yang dialaminya.
Makanan Manis dan Bahaya di Baliknya
Bisa dikatakan banyak produk makanan anak mengandung kadar gula yang tinggi. Minuman bersoda, permen, dan buah kalengan merupakan beberapa contoh makanan manis yang mengandung gula tinggi.
Dari sisi medis, asupan gula yang berlebihan sangat tidak disarankan. Hal ini dikarenakan asupan gula berlebih yang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti:
Obesitas
Kegemukan alias obesitas pada anak usia 5–12 tahun merupakan masalah yang sering ditemukan. Peristiwa ini dihubungkan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan manis dalam jangka waktu tertentu. Terbukti bahwa makanan manis umumnya mengandung kalori tinggi, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan berat badan.
Diabetes
Asupan gula yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas, dan hal inilah yang turut meningkatkan risiko diabetes di kemudian hari.
Kerusakan gigi
Gula akan diubah oleh bakteri yang hidup di rongga mulut menjadi asam yang dapat merusak gigi. Padahal saat ini banyak sekali vitamin anak yang mengandung gula.
Apa Solusinya?
Si Kecil dapat tetap menikmati makanan manis, asalkan yang berasal dari pemanis alami. Salah satu jenis pemanis alami yang terbukti lebih aman untuk dikonsumsi adalah xylitol.
Xylitol merupakan pemanis dengan kadar kalori 40 persen lebih rendah dari gula pasir (sukrosa), dengan tingkat kemanisan yang sama. Ini menunjukkan bahwa xylitol lebih aman dikonsumsi lantaran tidak meningkatkan risiko obesitas di kemudian hari.
Ingin daya tahan si Kecil tetap terjaga? Anda dapat memberikan si Kecil vitamin yang bebas gula seperti Blackmores Kids Body Shield.
Blackmores Kids Body Shield merupakan suplemen berbentuk tablet hisap yang mengandung Vitamin A, C, E, D dan Zinc untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh si Kecil. Blackmores Kids Body Shield dapat dikonsumsi oleh anak usia 2–12 tahun, sebanyak 2 tablet sehari atau sesuai petunjuk dokter.
Berikan Blackmores Body Shield pada si Kecil, agar dirinya selalu sehat setiap saat. Di balik itu, rasa manis alami dari suplemen ini juga bisa menjadi solusi untuk mencegah si Kecil mengonsumsi makanan manis berlebihan. Jadi, dengan mengonsumsi Blackmores Body Shield sesuai anjuran, daya tahan tubuh si Kecil terus terjaga dan dirinya terhindar dari risiko sugar rush.
                                                                                                                          (dikutip dari www.klikdokter.com)
5.    Karangan Narasi
Karangan Narasi adalah karangan yang berisi tentang rangkaian peristiwa baik fitif maupun fakta yang disusun secara sistematis dan logis sehingga mudah dipahami dan bersifat menghibur pembaca.
Karangan ini biasanya bersifat artistic, artinya dibuat untuk memberikan hiburan dan kesenangan bagi pembaca. Adapun contoh dari jenis karangan ini antara lain adalah : cerpen, cerbung, novel, roman, komik dan kisah-kisah para pahhlawan maupun Nabi.

Ciri-ciri karangan narasi antara lain adalah :
1.       Berisi rangkaian peristiwa baik menggunakan alur maju, mundur atau flash back.
2.       Adanya tokoh dan karakter yang disampaikan dalam karangan narasi
3.       urutan peristiwa yang disampaiikan dimulai dari perkenalan situasi, pengungkapan konflik, konflik makin rumit, puncak masalah dan konflik mereda.
4.       Mengunakan seting yang jelas
5.       Bertujuan untuk menghibur pembaca
Contoh karangan Narasi :
Seragam
‘’ Lelaki jangkung berwajah terang yang membukakan pintu terlihat takjub begitu mengenali saya. Pastinya dia sama sekali tidak menyangka akan kedatangan saya yang tiba-tiba.
Ketika kemudian dengan keramahan yang tidak dibuat-buat dipersilakannya saya untuk masuk, tanpa ragu-ragu saya memilih langsung menuju amben di seberang ruangan. Nikmat rasanya duduk di atas balai-balai bambu beralas tikar pandan itu. Dia pun lalu turut duduk, tapi pandangannya justru diarahkan ke luar jendela, pada pohon-pohon cengkeh yang berderet seperti barisan murid kelas kami dahulu saat mengikuti upacara bendera tiap Isnin. Saya paham, kejutan ini pastilah membuat hatinya diliputi keharuan yang tidak bisa diungkapkannya dengan kata-kata. Dia butuh untuk menetralisirnya sebentar.
Dia adalah sahabat masa kecil terbaik saya. Hampir 25 tahun lalu kami berpisah karena keluarga saya harus boyongan ke kota tempat kerja Ayah yang baru di luar pulau hingga kembali beberapa tahun kemudian untuk menetap di kota kabupaten. Itu saya ceritakan padanya, sekaligus mengucapkan maaf karena sama sekali belum pernah menyambanginya sejak itu.
”Jadi, apa yang membawamu kemari?”
”Kenangan.”
”Palsu! Kalau ini hanya soal kenangan, tidak perlu menunggu 10 tahun setelah keluargamu kembali dan menetap 30 kilometer saja dari sini.”
Saya tersenyum. Hanya sebentar kecanggungan di antara kami sebelum kata-kata obrolan meluncur seperti peluru-peluru yang berebutan keluar dari magasin.
Bertemu dengannya, mau tidak mau mengingatkan kembali pada pengalaman kami dahulu. Pengalaman yang menjadikan dia, walau tidak setiap waktu, selalu lekat di ingatan saya. Tentu dia mengingatnya pula, bahkan saya yakin rasa yang diidapnya lebih besar efeknya. Karena sebagai seorang sahabat, dia jelas jauh lebih tulus dan setia daripada saya.
Malam itu saya berada di sini, memperhatikannya belajar. Teplok yang menjadi penerang ruangan diletakkan di atas meja, hampir mendekat sama sekali dengan wajahnya jika dia menunduk untuk menulis. Di atas amben, ayahnya santai merokok. Sesekali menyalakan pemantik jika bara rokok lintingannya soak bertemu potongan besar cengkeh atau kemenyan yang tidak lembut diirisnya. Ibunya, seorang perempuan yang banyak tertawa, berada di sudut sembari bekerja memilin sabut-sabut kelapa menjadi tambang. Saat-saat seperti itu ditambah percakapan-percakapan apa saja yang mungkin berlaku di antara kami hampir setiap malam saya nikmati. Itu yang membuat perasaan saya semakin dekat dengan kesahajaan hidup keluarganya.
Selesai belajar, dia menyuruh saya pulang karena hendak pergi mencari jangkrik. Saya langsung menyatakan ingin ikut, tapi dia keberatan. Ayah dan ibunya pun melarang. Sering memang saya mendengar anak-anak beramai- ramai berangkat ke sawah selepas isya untuk mencari jangkrik. Jangkrik-jangkrik yang diperoleh nantinya dapat dijual atau hanya sebagai koleksi, ditempatkan di sebuah kotak, lalu sesekali digelitik dengan lidi atau sehelai ijuk agar berderik lantang. Dari apa yang saya dengar itu, proses mencarinya sangat mengasyikkan. Sayang, Ayah tidak pernah membolehkan saya. Tapi malam itu toh saya nekat dan sahabat saya itu akhirnya tidak kuasa menolak.
”Tidak ganti baju?” tanya saya heran begitu dia langsung memimpin untuk berangkat. Itu hari Jumat. Seragam coklat Pramuka yang dikenakannya sejak pagi masih akan terpakai untuk bersekolah sehari lagi. Saya tahu, dia memang tidak memiliki banyak pakaian hingga seragam sekolah biasa dipakai kapan saja. Tapi memakainya untuk pergi ke sawah mencari jangkrik, rasanya sangat-sangat tidak elok.
”Tanggung,” jawabnya.
Sambil menggerutu tidak senang, saya mengambil alih obor dari tangannya. Kami lalu berjalan sepanjang galengan besar di areal persawahan beberapa puluh meter setelah melewati kebun dan kolam gurami di belakang rumahnya. Di kejauhan, terlihat beberapa titik cahaya obor milik para pencari jangkrik selain kami. Rasa hati jadi tenang. Musim kemarau, tanah persawahan yang pecah-pecah, gelap yang nyata ditambah angin bersiuran di areal terbuka memang memberikan sensasi aneh. Saya merasa tidak akan berani berada di sana sendirian.
Kami turun menyusuri petak-petak sawah hingga jauh ke barat. Hanya dalam beberapa menit, dua ekor jangkrik telah didapat dan dimasukkan ke dalam bumbung yang terikat tali rafia di pinggang sahabat saya itu. Saya mengikuti dengan antusias, tapi sendal jepit menyulitkan saya karena tanah kering membuatnya berkali-kali terlepas, tersangkut, atau bahkan terjepit masuk di antara retakan-retakannya. Tunggak batang-batang padi yang tersisa pun bisa menelusup dan menyakiti telapak kaki. Tapi melihat dia tenang-tenang saja walaupun tak memakai alas kaki, saya tak mengeluh karena gengsi.
Rasanya belum terlalu lama kami berada di sana dan bumbung baru terisi beberapa ekor jangkrik ketika tiba-tiba angin berubah perangai. Lidah api bergoyang menjilat wajah saya yang tengah merunduk. Kaget, pantat obor itu justru saya angkat tinggi-tinggi sehingga minyak mendorong sumbunya terlepas. Api dengan cepat berpindah membakar punggung saya!
”Berguling! Berguling!” terdengar teriakannya sembari melepaskan seragam coklatnya untuk dipakai menyabet punggung saya. Saya menurut dalam kepanikan. Tidak saya rasakan kerasnya tanah persawahan atau tunggak-tunggak batang padi yang menusuk-nusuk tubuh dan wajah saat bergulingan. Pikiran saya hanya terfokus pada api dan tak sempat untuk berpikir bahwa saat itu saya akan bisa mendapat luka yang lebih banyak karena gerakan itu. Sulit dilukiskan rasa takut yang saya rasakan. Malam yang saya pikir akan menyenangkan justru berubah menjadi teror yang mencekam!
Ketika akhirnya api padam, saya rasakan pedih yang luar biasa menjalar dari punggung hingga ke leher. Baju yang saya kenakan habis sepertiganya, sementara sebagian kainnya yang gosong menyatu dengan kulit. Sahabat saya itu tanggap melingkupi tubuh saya dengan seragam coklatnya melihat saya mulai menangis dan menggigil antara kesakitan dan kedinginan. Lalu dengan suara bergetar, dia mencoba membuat isyarat dengan mulutnya. Sayang, tidak ada seorang pun yang mendekat dan dia sendiri kemudian mengakui bahwa kami telah terlalu jauh berjalan. Sadar saya membutuhkan pertolongan secepatnya, dia menggendong saya di atas punggungnya lalu berlari sembari membujuk-bujuk saya untuk tetap tenang. Napasnya memburu kelelahan, tapi rasa tanggung jawab yang besar seperti memberinya kekuatan berlipat. Sayang, sesampai di rumah bukan lain yang didapatnya kecuali caci maki Ayah dan Ibu. Pipinya sempat pula kena tampar Ayah yang murka.
Saya langsung dilarikan ke puskesmas kecamatan. Seragam coklat Pramuka yang melingkupi tubuh saya disingkirkan entah ke mana oleh mantri. Tidak pernah terlintas di pikiran saya untuk meminta kepada Ayah agar menggantinya setelah itu. Dari yang saya dengar selama hampir sebulan tidak masuk sekolah, beberapa kali dia terpaksa membolos di hari Jumat dan Sabtu karena belum mampu membeli gantinya.
”Salahmu sendiri, tidak minta ganti,” kata saya selesai kami mengingat kejadian itu.
”Mengajakmu saja sudah sebuah kesalahan. Aku takut ayahmu bertambah marah nantinya. Ayahku tidak mau mempermasalahkan tamparan ayahmu, apalagi seragam itu. Dia lebih memilih membelikan yang baru walaupun harus menunggu beberapa minggu.”
Kami tertawa. Tertawa dan tertawa seakan-akan seluruh rentetan kejadian yang akhirnya menjadi pengingat abadi persahabatan kami itu bukanlah sebuah kejadian meloloskan diri dari maut karena waktu telah menghapus semua kengeriannya.
Dia lalu mengajak saya ke halaman belakang di mana kami pernah bersama-sama membuat kolam gurami. Kolam itu sudah tiada, diuruk sejak lama berganti menjadi sebuah gudang tempatnya kini berkreasi membuat kerajinan dari bambu. Hasil dari tangan terampilnya itu ditambah pembagian keuntungan sawah garapan milik orang lainlah yang menghidupi istri dan dua anaknya hingga kini.
Ayah dan ibunya sudah meninggal, tapi sebuah masalah berat kini menjeratnya. Dia bercerita, sertifikat rumah dan tanah peninggalan orangtua justru tergadaikan.
”Kakakku itu, masih sama sifatnya seperti kau mengenalnya dulu. Hanya kini, semakin tua dia semakin tidak tahu diri.”
”Ulahnya?” Dia mengangguk.
”Kau tahu, rumah dan tanah yang tidak seberapa luas ini adalah milik kami paling berharga. Tapi aku tidak kuasa untuk menolak kemauannya mencari pinjaman modal usaha dengan mengagunkan semuanya. Aku percaya padanya, peduli padanya. Tapi, dia tidak memiliki rasa yang sama terhadapku. Dia mengkhianati kepercayaanku. Usahanya kandas dan kini beban berat ada di pundakku.” Terbayang sosok kakaknya dahulu, seorang remaja putus sekolah yang selalu menyusahkan orangtua dengan kenakalan-kenakalannya. Kini setelah beranjak tua, masih pula dia menyusahkan adik satu-satunya.
”Kami akan bertahan,” katanya tersenyum saat melepas saya setelah hari beranjak sore. Ada kesungguhan dalam suaranya.
Sepanjang perjalanan pulang, pikiran saya tidak pernah lepas dari sahabat saya yang baik itu. Saya malu. Sebagai sahabat, saya merasa belum pernah berbuat baik padanya. Tidak pula yakin akan mampu melakukan seperti yang dilakukannya untuk menolong saya di malam itu. Dia telah membuktikan bahwa keberanian dan rasa tanggung jawab yang besar bisa timbul dari sebuah persahabatan yang tulus.
Mata saya kemudian melirik seragam dinas yang tersampir di sandaran jok belakang. Sebagai jaksa yang baru saja menangani satu kasus perdata, seragam itu belum bisa membuat saya bangga. Nilainya jelas jauh lebih kecil dibanding nilai persahabatan yang saya dapatkan dari sebuah seragam coklat Pramuka. Tapi dia tidak tahu, dengan seragam dinas itu, sayalah yang akan mengeksekusi pengosongan tanah dan rumahnya.
                                                                        (dikutip dari cerpenkompas.wordpress.com)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar