Makna
denotasi dan konotasi
Denotasi adalah makna
kata yang sebenarnya, sedangkan konotasi adalah makna kata kiaas atau kata yang
tidak sebenarnya. Makna kata konotasi
memiliki arti yang tersirat, sehingga harus mengerti lebih dalam tentang kata
kiasan
1.
Makna Denotasi
Contohnya :
-
Kambing Pak Hadi yang akan disembelih adalah
kambing hitam yang mempunyai kualitas yang baik.
-
Tadi siang, aku memakan hati ayam di rumah
makan itu.
-
Kemarin, aku melihatnya memakai kemeja
tangan panjang.
-
Saat bermain bulu tangkis, tangan kanan
Andri tiba-tiba terkilir.
-
Peternakan itu merupakan peternakan sapi
perah yang pernah ada.
-
Bau kencur dari masakan itu begitu pekat
tercium hidung.
-
Cuci tanganlah dahulu sebelum menyantap
makanan.
-
Ibu membeli benang merah dari toko itu.
-
Setelah selesai bersantap siang bersama di
pinggir danau, kami pun lantas menggulung tikar yang kami bawa itu.
-
Ibu guru berujar bahwa kami harus mengangkat
tangan kami jika ada hal yang hendak ditanyakan soal mata pelajaran tersebut.
-
Entah sejak kapan tulang punggungku terasa
begitu sakit.
-
Wahana paralayang itu sungguh menakjubkan
saat diterbangkan ke angkasa, sehingga aku pun menjadi lupa daratan karenanya.
-
Meja hijau itu merupakan meja belajar Faris
yang diberi cat berwarna hijau.
-
Gadis itu datang dengaan wajah pucat dan
tangan dingin.
2.
Makna Konotasi
Contohnya :
-
Pria itu dituduh sebagai kambing hitam pada
kasus tersebut. (kambing hitam: orang yang dianggap bersalah)
-
Sikapnya kepadaku membuat aku makan hati
karenanya. (makan hati: dongkol, kecewa)
-
Si tangan panjang itu berhasil ditangkap dan
dibawa langsung ke kantor polisi. (tangan panjang: pencuri)
-
Pria itu merupakan tangan kanan dari pak
direktur. (tangan kanan: orang kepercayaan)
-
Para buruh merasa bahwa perusahaan tempat
mereka bekerja hanya menjadikan mereka sebagai ssapi perah belaka. (sapi perah:
orang yang dimanfaatkan oleh orang lain demi sebuah keuntungan)
-
Di perusahaan itu, aku hanyalah anak bau
kencur belaka. (anak bau kencur: anak baru, orang yang belum berpengalaman)
-
Terkait masalah tersebut, pihak perusahaan
justru malah bersikap cuci tangan. (cuci tangan: tidak mau peduli dan
bertanggung jawab atas suatu permasalahan)
-
Film itu terasa kurang menarik karena benang
merah antara satu adegan ke lain adegannya sangatlah tidak padu. (benang merah:
hubungan)
-
Karena masalah ekonomi, perusahaan itu pun
harus rela gulung tikar. (gulung tikar: bangkrut)
-
Aku tidak akan angkat tangan sebelum
cita-citaku itu menjadi kenyataan. (cuci tangan: menyerah)
-
Sejak suaminya meningal, Bu Ningsih otomatis
menjadi tulang punggung bagi ketiga anaknya. (tulang punggung: tumpuan bagi
orang lain)
-
Kesuksesan instan yang dia peroleh membuat
dirinya menjadi lupa daratan. (lupa daratan: sombong; lupa diri)
-
Kasus sengketa tanah itu telah dibawa ke
meja hijau. (meja hijau: pengadilan)
-
Penata ras itu menghasilkan karya
sepaktakuler dengan tangan dingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar