Kamis, 20 September 2018

Konjungsi dalam bahasa Indonesia


Kata konjungsi dalam bahasa Indonesia
Penggunaan konjungsi pada kalimat bahasa Indonesia sangat sering, bahkan penting. Untuk memilih kata konjungsi yang tepat dan padu dalam kalmat harus diperhatikan jenis fungsi dan maknanya. Hal ini akan mempengaruhi hasil pemahaman setiap kalimat maupun frasa yang dihubungkan dengan kata konjungsi. Agar kalimat benar, efektif dan mudah dipahami, maka kita harus memahami juga macam-macam konjungsi dan tujuannya, sehingga kalimat tidak salah makna.
Konjungsi adalah kata penghubung atau kata sambung antar kalimat maupun antar frasa. Kata konjungsi menghubungkan antara induk kalimat dan anak kalimat dalam kalimat majemuk. Kata konjungs sering kali didahului oleh tanda koma (,) sebelum kalimat sambungan berikutnya selesai.
Kata penghubung antar klausa biasanya tidak diddahului tanda kome (,), sedangkan kata penghubung antar kalimat seringkali setelah tanda koma (,), titik (.), seru (!),atau Tanya (?).  Sedangkan kata penghubung antar paragraph terletak diawal kalimat paragraph baru.
Ada dua macam jenis konjungsi  yakni konjungsi intra kalimat dan konjungsi antar kalimat.
1.       Konjungsi  intrakalimat
Konjungsi intrakalimat ini merupakan kata penghubung yang berada dalam satu kalimat menghubungkan dua kalimat, yaitu induk kalimat dan anak kalimat. Konjungsi ini juga disebut sebagai konjungsi antar klausa, yang menghubungkan klausa pertama dan klausa kedua.
Konjungsi ini memiliki dua jenis pengelompokan kata yaitu :
a.       konjungsi koordinatif
konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat sejajar. Contoh kata konjungsi koordinatif antara lain : dan, atau, tetapi, sedangkan, melainkan, padahal, lalu, kemudian.
b.      konjungsi sub koordinatif.
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat yang bertingkat. Contoh kata konjungsi subkoordinatif antara lain adalah : ketika, sejak, biar, seperti, setelah, jika, andai, kalau, supaya, bagai, ibarat, sehingga, karena.
Ada beberapa Jenis -jenis konjungsi subordinatif, yaitu :
Hubungan waktu  : Sesudah, sementara, sebelum, ketika, sehabis, setelah, sehingga, sejak, selesai, tatkala, sambil, seraya, selagi, selama, sampai
Hubungan syarat : Jika, jikalau, kalau, asal, bila, asalkan manakala
Hubungan pengandaian : Andaikan, seandainya, sekiranya, seumpamanya                 
Hubungan tujuan: Agar, supaya, biar,
Hubungan konsesif : Biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, walau, sunguhpun, kendatipun
Hubungan pemiripan : Seakan-akan, sebagaimana, seolah-olah, seperti, sebagai, bagaikan, laksana
Hubungan penyebaban: Sebab, oleh karena, karena
Hubungan pengakibatan : Sehingga, sampai, sampai -sampai, maka, makanya, karenanya,
Hubungan penjelasan  : Bahwa
Hubungan cara: Dengan, melalui

2.       Konjungsi Antar kalimat
Konjungsi antar kalimat adalah kata penghubung yang menghubungkan dua kalimat yang berbeda. Biasanya ditandai dengan tanda koma (,) sebelum kata penghubung. Contoh konjungsi antar kalimat diantaranya : oleh karena itu, namun, sebelum itu, akan tetapi, dengan demikian, kecuali itu, selain itu, sesudah itu, sebaliknya.
Contoh :
-          Menjaga kebersihan diri adalah sangat penting, oleh karena itu kita harus mandi dua kali dalam sehari.
-          Ayah menyarankan Adik untuk belajar dengan rajin, namun dia tidak mengindahkannya.
-          Setiap pagi aku berangkat sekolah dengan naik sepeda motor, sebelum itu mengantar ibu belanja kepasar.
-          Himbauan menyeberang jalan dengan tangga penyeberangan sudah seringkali dilakukan, akan tetapi masih banyak warga yang tidak mematuhinya.
Setiap kata penghubung antar kalmat memiliki makna yang berebeda. Berikut adalah contoh konjungsi antarkalimat, beserta maknanya :
a.        Biarpun demikian, biarpun begitu, sekalipun demikian, sekalipun begitu, walaupun demikian, walaupun begitu, meskipun demikian, meskipun begitu. Makna : untuk menyatakan kesediaan melakukan sesuatu yang berbeda atau bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya.
b.      Kemudian, setelah itu, sesudah itu, selanjutnya . Makna : Menyatakan kelanjutan dari suatu peristiwa atau keadaan yang diterangkan pada kalimat sebelumnya.
c.       Tambahan pula, selain itu, lagi pula. Makna : Menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya.
d.      Sebaliknya  Makna : Mengacu pada kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya.
e.      Sesungguhnya, bahwasanya. Makna : Menyatakan keadaan yang sebenarnya.
f.        Malah, malahan, bahkan Makna : Menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya
g.       Akan tetapi, tetapi, namun, kecuali itu. Makna : Menyatakan keadaan pertentangan dengan keadaan sebelumnya
h.      Dengan demikian . Makna : Menyatakan konsekuensi
i.         Oleh karena itu, oleh sebab itu. Makna : Menyatakan akibat
j.        Sebelum itu. Makna : Menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya
Berikut ini adalah pembagian Konjungsi Berdasarkan Fungsinya :
1. Konjungsi Aditif (gabungan)
Berfungsinya untuk menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat yang mempunyai kedudukan yang sederajat. Contoh : dan, lagi pula,  dan serta.
-           Umi dan Fitri adalah dua gadis yang sama-sama cantik didesa CiKeting.
-          Hari ini Tuti belum bisa masuk sekolah, lagi pula kakinya masih diperban.
-          Bu Minah memilih berjualan makanan serta minuman.
3.    Konjungsi Pertentangan
Konjungsi pertentangan adalah konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua kalimat yang sederajat, namun saling bertentangan.  Biasanya posisi bagian kedua lebih penting daripada bagian pertama.
Contoh : tetapi, melainkan, sedangkan, akan tetapi, padahal, sebaliknya, dan namun.
-          Yang berhasil menjadi juara pertama lomba itu bukan Tuti, tetapi Teti.
-          Rencana liburan bulan depan tidak ke Jogja, melainkan ke Bali.
-          Aisyah anak yang mandiri, sedangkan Zahra anak yang manja.
-          Gadis itu tidak menerima hadiah, padahal berhasil memenangkan lomba.
3. Konjungsi Disjungtif (pilihan)
Konjungsi pilihan adalah konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua unsur kalimat sederajat untuk memilih salah satu dari dua hal atau lebih.
Contoh : atau, atau....atau, maupun, baik...baik..., dan entah...entah...
-          Kamu bisa memilih pakian batik, atau dress atau casual atau kebaya dalam acara pernikahanku nanti.
-          Baik Rindi, baik Tuti maupun Rendi adalaah teman baikku.
-          Entah hari ini, entah besok atau lusa aku akan kerumahmu.
4. Konjungsi waktu
Konjungsi waktu berfungsi untuk menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Kata-kata konjungsi yang bersifat temporal ini dapat menjelaskan hubungan yang tidak sederajat atau pun sederajat.
Contoh konjungsi waktu yang menghubungkan kalimat tidak sederajat : apabila, bilamana, hingga, sejak, selama, sementara, ketika, bila, sambil, sebelum, sampai, demi, sedari, seraya, waktu, setelah, semenjak, sesudah, dan tatkala.
-          Ibu memasak sambil menjaga adikku.
-          Sebaiknya mandi sebelum makan pagi.
Contoh konjungsi waktu yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat : sebelumnya dan sesudahnya.
-          Sebelumnya aku minta maaf atas segala kekurangan dalam artkel ini.
-          Kamu harus mengerjakan tugas ini di sekolah, sesudahnya dikumpulksn di meja guru.
5. Konjungsi Final (tujuan)
Konjungsi tujuan adalah konjungsi yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa atau tindakan.
Contoh : guna, untuk,supaya, dan agar.
-          Belajarlah dengan sungguh-sungguh supaya nilai ujianmu bagus.
-          Rajinlah menuntut ilmu, guna bekal dihari tuamu.
-          Jagalah kesopanan agar tidak memalukan orang tuamu.

6. Konjungsi Sebab (kausal)
Konjungsi sebab atau kausal menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Bila anak kalimat ditandai dengan konjungsi sebab, maka induk kalimat merupakan akibatnya.
Kata-kata yang digunakan untuk menyatakan hubungan sebab ini meliputi : sebab, karena, sebab itu, dan karena itu.
-          Rendi tidak masuk sekolah, karena sedang sakit.
-          Hari ini hujan sangat lebat, karena itu bantaran sungai banjir.
-          Hidup ini penuh dengan kebaikan jika banyak bersyukur, sebab itu hindarilah sikap keluh kesah.
7. Konjungsi Akibat (konsekutif)
Konjungsi akibat menjelaskan suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang lain. Dalam hal ini anak kalimat ditandai konjungsi yang menyatakan akibat, sedangkan peristiwanya dinyatakan dalam induk kalimat.
Kata-kata yang dipakai untuk menandai konjungsi akibat adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.
-          Rio tidak mematuhi nasehat orangtua, sehingga menyesal dihari tua.
-          Sepulang dari sekolah hujan turun dengan lebatnya, sampai bajuku basah semua.
-          Semalam ia begadang, akibatnya terlambat bangun dan tidak pergi kesekolah.
8. Konjungsi Syarat (kondisional)
Konjungsi syarat atau kondisional menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi ketika syarat -syarat yang disebutkan itu dipenuhi.
Kata kata yang menyatakan hubungan ini adalah jika, jikalau, apabila, kalau, asalkan, dan bilamana.
-          Kamu bisa jalan-jalan keliling Indonesia jika rajin menabung.
-          Adik bisa membantu papa dan mama, jikalau besar nanti.
-          Kamu bisa meraih rangking satu, asalkan rajin belajar.
9. Konjungsi Tak Bersyarat
Kata penghubung tak bersyarat ini menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat- syarat yang harus dipenuhi.
Contoh: walaupun, meskipun, dan biarpun.
-          Kita bisa hidup rukun meskipun berbeda keyakinan.
-          Kita bisa saling menghargai walaupun berbeda usia.
-          Kami saling peduli biarpun tinggal berjauhan.
10. Konjungsi Perbandingan
Konjungsi perbandingan ini berfungsi untuk menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua hal tersebut.
contoh : sebagai, seperti, bagaikan, sebagaimana, seakan-akan, bagai, ibarat, umpama, dan daripada.
-          Dua gadis itu sangat mirip, bagaikan pinang dibelah dua.
-          Aku turut merasakan kesedihan sebagimana yang kau rasa.
-          Dukanya sangat mendalam, seakan-akan dunia telah runtuh dihadapannya.
11. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif dua kalimat yang saling berhubungan sehingga kalimat satu mempengaruhi atau  melengkapi kalimat lain. Konjungsi korelatif ini dapat juga digunakan pada kalimat yang memiliki hubungan timbal-balik.
Contoh konjungsi korelatif : semakin …..semakin, sedemikian rupa..., kian….. kian, bertambah……bertambah, sehingga..., tidak hanya….tetapi juga..., baik..., dan maupun.
-          Semakin bertambah ilmu, semakin bersikap tawadu’ terhadap orang lain.
-          Perbaikan gedung itu telah dilakukan sedemikian rupa sehingga Nampak megah dan indah.  
-          Kian hari terasa kian panas saja udara dikota Bekasi ini.
-          Bertambah usia diharapkan semakin bertambah bijaksana.
-          Kamu harus menta rumahmu dengan rapi, sehingga nampah indah dan nyaman.
12. Konjungsi Penegas (menguatkan atau intensifikasi)
Konjungsi penegas berfungsi untuk menegaskan atau meringkas bagian kalimat yang telah disebutkan sebelumnya, termasuk hal-hal yang menyatakan rincian.
Contoh konjungsi penegas adalah : bahkan, apalagi, yaitu, yakni, misalnya, umpama, ringkasnya, dan akhirnya.
-          Reni siswi yang berprestasi disekolahnya, bahkan sering menjuarai ajang olimpiade sciens maupun olahraga.
-          Daerah bantaran kali memang sering dilanda banjir, apalagi pada musim penghujan.
-          Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan hanya terdapat 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
13. Konjungsi Penjelas (penetap)
Konjungsi penjelas atau penetap berfungsi untuk menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya.
Contoh konjungsi penjelas : bahwa.
-          Kepala sekolah telah mengumumkan bahwa, hari Rabu, 17 Agustus 2018 diadakan upacara hari kemerdekaan di sekolah yang wajib dihadiri seluruh siswa-siswi dan guru.
14. Konjungsi Pembenaran (konsesif)
Konjungsi pembenaran adalah konjungsi subordinatif yang menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal, sekaligus dengan menolak hal yang lain yang ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenaran ini dinyatakan dalam klausa utama (induk kalimat), sementara penolakannya dinyatakan dalam anak kalimat yang didahului oleh konjungsi seperti, walaupun, meskipun, biar, sungguhpun, biarpun, kendatipun, dan sekalipun.
Contoh kalimat :
-          Tanggal 23-25 agustus 2018 sekolah libur dalam rangka hari raya Idul Adha, meskipun libur anak-anak harus tetap belajar dirumah.  
-          Kita harus merawat  orang tua dengan sabar, kendatipun terkadang sulit.

15. Konjungsi Urutan
Konjungsi urutan menyatakan urutan akan sesuatu hal.
Contoh konjungsi urutan : mula-mula, lalu, dan kemudian.
-          Setelah sayuran potong, lalu dicuci dan dimasak.
-          Mula-mula kita pisahkanbaju berdasarkanwarna, lalu mulai merendam dengan ditergen dengan tempat yang berbeda-beda, kemudian ditunggu 15 menit dan mulai mencuci hingga bersih.
16. Konjungsi Pembatasan
Konjungsi pembatasan menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat dikerjakan.
Contoh konjungsi pembatasn , misalnya kecuali, selain, dan asal.
-          Aku sangat menyukai buah-buahan, kecuali yang asam.
-          Kamu bolehdatang kerumah, asal sianghari.
-          Kumpulkan buku-buku latihan tersebut, selain yang sudah ibu nilai!

17. Konjungsi Penanda
Konjungsi penanda menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal.
contohnya seperti : pokok, paling utama, dan terutama.
-          Tugas ibu yang paling utama adalah merawat keluarga.
-          Tugas pokok seorang wartawan adalah menulis berita.
-          Pilihlah buah yang sudah tua, terutama yang matang dipohon.
18. Konjungsi Situasi
Konjungsi situasi ini menjelaskan suatu perbuatan yang terjadi atau berlangsung dalam keadaan tertentu.
Contoh konjungsi situasi : sedang, padahal, sedangkan, dan sambil.
-          Rini sudah siap berangkat dari pagi, sedangkan Rina masih tidur dikamar.
-          Pukul 06:30amRina masih tidur dikamar, padahal 30 menit lagi harus berangkat sekolah.
-          Ibu memasak sambil mencuci baju dengan mesin cuci.

( sumber referensi: porosilmu.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar