Kelas kata
Kelas kata adalah kumpulan kata yang dikelompokkan berdasarkan
fungsi dan tujuan didalam kalimat. Dalam penyusunan kalimat, dibutuhkan
kata-kata. Tanpa ada kata-kata, tidak
akan terbentuk kalimat. Setiap kalimat sudah pasti memiliki arti, tujuan dan
fungsi yang berbeda-beda. Dalam bahasa Indonesia, kata-kata dikelompokkan
menjadi beberapa kelas yang sering disebut sebagai kelas kata.
Fungsi
kelas kata antara lain adalah :
1.
Menjadi lambang dari hasil pemikiran atau
gagasan
Yaitu : yang sebelumnya hanya berupa gagasan
yang bersifat abstrak, lalu menjadi konkret setelah disusun dalam sebuah
kalimat.
2.
Membentuk struktur kalimat
Dalam kalimat terdiri dari kata-kata yang
memiliki kedudukan berbeda-beda, yaitu sesuai dengan unsur dan fungsinya. Kelas
kata memiliki kedudukkan sebagai central yang seringkali ditempatkan sebagai subyek, predikat obyek dan keterangan.
3.
Memperjelas maknanya.
Kelas kata memudahkan kita untuk menyusun
kaliimat sesuai dengan makna dan tujuan yang kita inginkan.
4.
Pembentuk satuan makna sebuah frasa, klausa
dan kalimat
Frasa, klausa dan kalimat adalah rangkaian
kata-kata yang diantaranya berasal dari kelas kata.
5.
Mempermudah pemahaman kalimat.
kelas kata juga berperan untuk membentuk gaya
pengungkapan sehingga menghasilkan karangan yang dapat dipahami dan dinikmati
oleh orang lain, mengungkapkan berbagai jenis ekspresi, antara lain: berita,
perintah, penjelasan, argumentasi, pidato, dan diskusi.
6.
Mengungkapkan berbagai sikap.
kelas kata juga berfungsi untuk mengungkapkan
berbagai sikap, misalnya: setuju, menolak, dan menerima
7.
Mengungkapkan perasaan
kelas kata juga berfungsi untuk mengungkapkan
berbagai perasaan, misalnya: senang, sedih, marah, kagum, dan kecewa.
Macam-Macam
Kelas Kata
Menurut
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, kelas kata dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu
kata kerja (verba), Kata benda ( nomina
), Kata ganti (pronominal), dan Kata bilangan (numeralia), Kata sifat (
adjektiva) , dan Kata Keterangan (
adverbia).
1. Kata Benda (Nomina)
Kata benda (nomina)
adalah kata-kata yang merujuk pada bentuk suatu benda, baik yang bersifat
abstrak ataupun konkret. Termasuk kata yang menyatakan suatu nama makhluk hidup
maupun benda mati. Diantaranya adalah nama orang, binatang, tempat, benda, aktivitas,
sifat , atau gagasan. Fungsi dasar kata benda adalah menamai sesuatu
(seseorang, tempat, benda, ide, binatang, sifat, atau perbuatan).
Kata Benda (nomina) dibedakan atas dasar bentuk dan kategorinya
a.
Berdasarkan bentuknya, nomina dibedakan
menjadi :
1.
Nomina dasar, contoh : buku, kantor,
berkas, kursi, dsb.
2.
Nomina turunan, contoh :
- menggunakan awalan
ke- , contoh : kekasih,
- menggunakan awalan
per- , contoh : pertanda, perantara, perampok
- menggunakan awalan pe-
, contoh : penulis, pencetak, pencetus, pelapor, pelukis
- menggunakan awalan
peng- , contoh : pengantar, penggerak, penghapus, pengaduk, penggaris
- menggunakan akhiran
-an , contoh : terbitan, cetakan, sulaman, jahitan,
- menggunakan awalan
peng- dan akhiran -an , contoh : pengumuman, penghiburan, pengecualian
- menggunakan awalan
per- dan akhiran -an , contoh : perundang-undangan, perampokan,
- menggunakan awalan ke-
dan akhiran -an , contoh : kedudukan, kemandiran, keuletan,
- dsb.
b. Berdasarkan kategorinya, nomina dibedakan menjadi :
-
Nomina bernyawa dan tak
bernyawa
Contoh nomina bernyawa :
manusia, kucing, sapi, dsb
Contoh nomina tak
bernyawa : berkas, kantor, kunci, meja, kursi, dsb
-
Nomina terbilang dan tak
terbilang
Contoh nomina terbilang
: empat buku, sepuluh lembar kertas, dsb
Contoh nomina tak
terbilang : air, awan, tinta, pasir, debu, angina, udara, dsb
Penerapan
kata benda dalam kalimat
Kata
benda biasanya berfungsi sebagi obyek didalam susunan kalimat.
- Saya senang menonton badminton.
- Ibu memasak ikan arsik
- Sinta gemar membaca buku novel
2. Kata Kerja (Verba)
Kata
kerja adalah kata/ kelompok kata yang digunakan untuk menggambarkan/ menyatakan
suatu perbuatan, kejadian, peristiwa, eksistensi, pengalaman, keadaan, dan
pertalian antara dua benda. Kata kerja biasanya digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau tindakan Sebagai
contoh kata menggigit dalam kalimat
"Anak kecil itu menggigit mainannya".
Berdasarkan
bentuk kata-nya, Verba dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
a. Verba
dasar, yaitu verba tanpa imbuhan, Contoh : pergi, hadir, duduk, baca, makan, dsb.
b. Verba dasar ditambah imbuhan,
Contoh : menghadiri, membawa, berdiskusi, berbicara, dsb.
c. Verba
menduplikasi, Contoh : berjalan-jalan, mencari-cari, membaca-baca, dsb.
d. Verba
majemuk, Contoh : Cuci mata, Naik Haji, naik tangga, jalan kaki, angkat tangan,
dsb.
Selain itu, Verba juga
bisa menjadi Verba Transitif atau Verba Intransitif.
a. Verba
Transitif : yaitu verba yang memerlukan objek.
Contoh :
· verba monotransitif : Dia memeriksa berkas, budi membawa koper, Tita mencari buku
· verba ditransitif :
STPN menyelenggarakan pendidikan
Program Diploma I, program Diploma IV, dan pendidikan Profesi.
b. Verba Intransitif :
yaitu verba yang tidak memerlukan objek.
Contoh :
· Ayah
duduk diteras rumah
· Andi
bermain di halaman
Sifat verba dalam kaitannya
dengan kata lain dapat dikenali dengan melihat fungsi dan jenisnya.
Melihat
Fungsinya :
Contoh
:
· Menulis harus dilatih secara terus menerus.(verba sebagai subjek)
· Para siswa MI sedang
belajar memanah. (verba sebagai
objek)
· Intan mulai tertarik (verba sebagai pelengkap)
· Siswa dan siswi itu
pergi berkemah (verba sebagai
keterangan)
Melihat
Jenisnya : (dalam hubungan verba-nomina)
a. Verba
aktif : Subjek sebagai sasaran pelaku
Contoh : Tika sedang memasak nasi
b. Verba pasif : Subjek
sebagai sasaran atau penderita
Contoh : Murid yang terlampat diberikan sanksi
3. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata
sifat adalah kelompok kata yang mampu menjelaskan atau mengubah kata benda atau
kata ganti menjadi lebih spesifik. Selain itu, kata sifat mampu menerangkan
kuantitas dan kualitas dari kelompok kelas kata benda atau kata ganti.
Adjektiva
ditandai dengan kata-kata agak, lebih, sangat, paling
Berdasarkan
bentuknya, adjektiva dibedakan menjadi adjektiva dasar, adjektiva turunan,
dan
adjektiva paduan
a. Adjektiva
Dasar : beberapa contoh adsjektiva dasar : cantik, cerdas, cepat, disiplin, dsb
Contoh
:
* wanita cantik itu sedang membantu orangtua
menyebrang jalan.
* Para
murid yang malas mendapat hukuman dari
guru.
b. Adjektiva Turunan :
beberapa adjektiva turunan seperti : alami, sungguh-sungguh, dsb
Contoh
:
* Riasan wajahnya tampak alami
* Pekerjaan yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh, akan
mendapatkan hasil yang memuaskan.
c.
Adjektiva Paduan :
Ajektiva paduan terbagi menjadi
dua bagian yaitu :
1. Adjektiva paduan
koordinatif : setiap kata tidak saling menerangkan, seperti : panjang tangan,
murah hati, berkas lengkap, dsb.
Contoh :
* harap berhati-hati menghadapi perempuan yang keras hati.
2. Adjektiva
Subordinatif : salah satu kata menerangkan kata lainnya, seperti : rapi jali,
cantik molek, dsb
Contoh :
* Gadis yang cantik molek itu anak pak Hasan.
4. Kata Ganti (Pronomina)
Kelompok kata yang digunakan
untuk menggantikan/mewakilkan kata benda atau sesuatu yang dibendakan.
Kata ganti digunakan untuk
mengganti kata benda (nomina) sehingga disebut pronomina
dan
mengacu pada nomina lain
Pronomina
ada tiga macam, yaitu :
-
Pronomina persona
-
Pronomina penunjuk
-
Pronomina penanya
Pronomina
persona adalah pronomina yang mengacu kepada orang lain
* Persona
pertama tunggal : aku, saya, daku, -ku
* Persona
pertama jamak : kami, kita
* Persona
kedua tunggal : kau, engkau, anda, kamu, -mu, dikau
* Persona
kedua jamak : kalian, kalian semua, anda sekalian, kamu sekalian
* Persona
ketiga tunggal : ia, dia, beliau, -nya
* Persona
ketiga jamak : mereka, mereka sekalian, mereka semua
Pronomina
penunjuk dibagi menjadi dua macam :
* Pronomina
penunjuk umum : ini, itu
* Pronomina
penunjuk tempat : sini, sana, situ
Pronomina
penanya ada tiga macam :
* Pronomina yang menanyakan orang : siapa
* Pronomina yang menanyakan benda : apa,
turunannya : mengapa, kenapa, dengan apa
* Pronomina yang
menanyakan pilihan : mana, turunannya : di mana, dari mana, bagaimana, kemana, bilamana
Berdasarkan
hubungannya dengan nomina, pronomina dibedakan menjadi :
*
Pronomina intratekstual, yaitu pronomina dalam kaitan dengan teks yang sama
Contoh
: Pak Amin kepala seksi saya yang baru. Pekerjaannya rapi
(-nya mengacu ke Pak Amin)
* Pronomina ekstratekstual,
yaitu pronomina dalam kaitan teks yang berbeda
Contoh
: Saya yang mengetiknya
Berdasarkan
referensinya, ada dua pronomina yaitu pronomina tertentu dan pronomina
tak
tentu
* Pronomina tertentu
yaitu pronomina yang mengacu kepada bentuk personal formal Tertentu, misalnya
pronomina pertama tunggal (saya, aku), pronomina ketiga tunggal (ia), pronomina
ketiga jamak (mereka)
Contoh
:
- Sepedaku rusak, pak Aswan sedang memperbaikinya.
- Pemuda itu bingung, ia
belum tahu cara mengisi formulir permohonan
* Pronomina tak tentu
yaitu pronomina yang tidak mengacu kepada bentuk persona atau benda tertentu,
seperti : beberapa, berbagai, seluruh, semua, dsb
Contoh
:
-
Ada berapa Murid yang terlambat datang hari ini? Ya, ada beberapa murid
- Peserta
pameran budaya itu berasal dari berbagai
daerah di Indonesia
5. Kata Keterangan (Adverbia)
Kata
keterangan adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada kata kerja, kata
sifat, dan kata bilangan, bahkan mampu memberikan keterangan pada seluruh
kalimat.
Adverbia
memberi keterangan pada verba dan adjektiva.
Dilihat dari segi bentuknya,
adverbia memiliki bentuk tunggal (monomorfemis) dan bentuk jamak (polimorfemis)
* Termasuk
bentuk monomorfemis adalah : hanya, lebih, segera, agak, akan
* Termasuk bentuk
polimorfemis adalah : belum tentu, jarang-jarang, benar-benar, kerapkali,
lebih-lebih, mau tak mau, mula-mula, tidak mungkin
Contoh
kalimat menggunakan adverbia monomorfemis :
- Dosen Bahasa Indonesia itu akan mengajar dikelasku.
- Petugas Ukur itu hanya melaporkan hasil pengukurannya
kepada atasannya
Contoh
kalimat menggunakan adverbia polimorfemis :
- Petugas PLN itu jarang-jarang datang ke desa kami.
- Murid yang malas itu belum mau tak mau harus mengerjakan tugas
sekolah.
Kata
keterangan di bagi menjadi 3, yaitu : keterangan waktu, keterangan tempat dan
keterangan suasana.
a.
Keterangan waktu adalah : kata yang menerangkan waktu, seperti
pagi, siang, sore, petang, malam, pukul 01:00, pukul 09:00, dll
b.
Keterangan tempat adalah : kata yang menjelaskan tentang tempat
atau lokasi, seperti : di sekolah, dirumah, dihalaman, didapur, dijalan, dan
lain sebagainya.
c.
Keterangan suasana adalah : kata yang menerangkan keadaan. Seperti
: ramai, gaduh, sunyi, tenang, damai, dan lain-lain.
d.
Keterangan perasaan adalah : kata yang menjelaskan tentang
perasaan yang dirasakan oleh hati maupun pikiran. Seperti : gundah gulana,
sedih, gembira, duka, dan lain-lain.
6. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata
bilangan adalah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah, kumpulan, dan
urutan sesuatu yang dibendakan.
Ada
2 jenis kata bilangan yaitu kata bilangan tentu (takrif) dan bilangan tak tentu
(tidak takrif). Selain itu, ada juga kata bantu bilangan yang sudah umum
digunakan.
a.
Kata Bilangan Tentu (Takrif)
Kata
bilangan tentu atau takrif adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah. Kata
bilangan tentu ini dibagi menjadi dua yaitu kata bilangan utama dan kata
bilangan tingkat.
1.
Kata Bilangan Utama
Kata
bilangan utama adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah angka. Kata bilangan
utama dibagi menjadi 3 yaitu kata bilangan penuh, kata bilangan pecahan, dan
kata bilangan gugus atau pengelompokan bilangan.
a.
Kata Bilangan Penuh
Kata
bilangan penuh adalah kata bilangan utama yang bisa berdiri sendiri tanpa
tambahan kata lain. Contoh kata bilangan penuh diantaranya satu, dua, tiga,
empat, lima puluh ribu, dua puluh lima ribu, satu miliar, lima triliun, delapan
jam, tiga biji, delapan buah, tujuh kilogram, lima detik dan lain sebagainya.
Kata
bilangan penuh bisa dihubungkan langsung dengan kata satuan untuk waktu, uang,
ukuran, berat, isi dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh kata bilangan
penuh dalam kalimat:
o
Satu atau dua anak wajib mewakili kelas dalam perlombaan balap karung dalam
rangka perayaan 17 Agustus.
o
Pemeriksaan kesehatan membutuhkan waktu selama dua jam untuk mengetahui hasilnya.
o
Ibu membeli beras lima
kilogram di kios.
b.
Kata Bilangan Pecahan
Kata
bilangan pecahan adalah kata bilangan yang terdiri dari pembilang dan penyebut
dan ditambahkan partikel per-. Contoh kata bilang pecahan diantaranya yaitu ½ =
setengah/separuh, ¾ = tiga per empat, ¼ = seperempat, dan lain sebagainya.Kata
bilangan pecahan menyatakan pembagian dari bilangan yang utuh.
Berikut
beberapa contoh kata bilangan pecahan dalam kalimat, diantaranya seperti:
o
Dila membeli seperempat
kilogram gula di toko.
o
Tiga per empat kue itu milik Dina.
o
Sepertiga dari tanah itu adalah
milik saudara jauh Ayah.
o
Menjelang hari raya, harga seperempat
bawang merah mencapai Rp.30.000.
c.
Kata Bilangan Gugus
Kata
bilangan gugus adalah kata yang digunakan untuk sekelompok jumlah satuan benda
atau lainnya. Contoh kata bilangan gugus diantaranya yaitu 1 gros = 12 lusin, 1
lusin = 12 biji, 1 kodi = 20 biji, 1 minggu = 7 hari, 1 tahun = 12 bulan, 1
abad = 100 tahun, 1 windu = 8 tahun, dan lain sebagainya.
Kata
bilangan gugus digunakan untuk menyatakan jumlah dalam satu kelompok atau
sebutan kumpulan waktu. Berikut beberapa contoh kata bilangan gugus dalam
kalimat, diantaranya yaitu:
o
Harga pakaian itu jauh lebih murah jika pembeliannya satu kodi.
o
Dia sudah tidak bertemu Ayahnya selama 1 tahun.
o
Manusia tertua di dunia memiliki usia hidup lebih dari satu abad.
2.
Kata Bilangan Tingkat
Kata bilangan tingkat adalah kata yang melambangkan urutan
jumlah atau tingkatan sesuatu. Kata bilangan tingkat memiliki struktur ke +
numerik. Contoh kata bilangan bebertingkat seperti Kesatu, Kedua, Ketiga,
Keempat, Kelima, Kesepuluh, Keseratus, Keseribu dan lain sebagainya.
Kata
bilangan tingkat digunakan dalam menyatakan urutan orang, barang, tempat, atau
lainnya yang menunjukkan posisi mulai dari teratas atau terbawah. Berikut
beberapa contoh kata bilangan tingkat dalam kalimat diantaranya yaitu:
o
Dini meraih peringkat ketiga
di kelasnya.
o
Keempat anak itu sangat nakal.
o
Anak ketiganya
menjadi orang sukses di perantauan.
b.
Kata Bilangan Tidak Tentu (Tidak Takrif)
Kata
bilangan tak tentu atau tidak takrif adalah kata bilangan yang menyatakan
jumlah sesuatu yang relatif dan memiliki satuan yang tidak tentu. Contoh kata
bilangan tak takrif diantaranya seperti: Banyak, Sedikit, Semua, Seluruh,
Beberapa, Sebagian, Segenap, Suatu, Segala, dan lain sebagainya.
Kata
bilangan tidak tentu digunakan untuk menyebutkan benda yang tidak bisa dihitung
jumlahnya, misalnya seperti gula, garam, air, beras, dan lainnya atau bisa juga
ditujukan pada objek yang berjumlah banyak dan dengan menggeneralisasikan
sebutan bagi objek tersebut menjadi satu kesatuan. Berikut beberapa contoh kata
bilangan tak tentu dalam kalimat, diantaranya yaitu:
-
Minum banyak air
putih baik untuk menjaga kesehatan tubuh.
-
Berikan sedikit garam
pada masakan itu agar rasanya tidak hambar.
-
Semua pusat perbelanjaan
ramai dikunjungi pada saat akhir pekan.
-
Banjir menyapu seluruh tanaman yang ada di perkebunan itu.
Kata
Bantu Bilangan
Kata
bantu bilangan adalah kata pelengkap yang berfungsi membentuk satuan objek.
Contoh kata bantu bilangan diantaranya seperti: Sebatang, Sehelai, Selembar,
Sepotong, Sepucuk, Sebuah, Secarik
Kata
bantu bilangan digunakan di awal kata benda yang memberikan arti kata satuan.
Kata bantu bilangan memiliki struktur, kata bantu bilangan + kata benda.
Berikut beberapa contoh kata batu bilangan dalam kalimat, diantaranya:
-
Orang itu membaca koran sembari menghisap sebatang rokok.
-
Indah menerima sepucuk
surat dari kakak kelasnya
-
Ia hanya sarapan dengan sepotong
roti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar