Jumat, 05 Oktober 2018

Pantun, lengkap dengan sejarah, definisi, ciri-ciri, pengelompokan, dan contoh-contoh pantun.


Pantun

Sejarah pantun
Pantun berasal dari Melayu. Sastra melayu ditemui disemenanjung dan pantai pesisir Malaysia timur, Kalimantan Barat, Kalmantan Selatan, Kalimantan Timu (Pontianak), Ketapang, Banjar, Kutai, Brunei, Deli-Serdang, Minangkabau, Riau, Sulawesi, Betawi, Jawa, Bali, Manado, Sulawesi Selatan, Ambon, Bima, Lombok dan sebagainya. Pantun merupakan tradisi melayu yang pemakaiannya sangat luas, emnyentuh berbagai aspek penghidupan orang melayu. Pada masyarakat Melayu, pantun digunakan untuk bersendau gurau hingga kea lam magis. Dari sumber yang ditemukan, baik dari hikayat-hikayat lama, tradisi pantun yang kita warisi sekarang ini memiliki fungsi sebagai penghubung.
Pantun adalah manifestasi pemikiran manusia Melayu silam, karena pantun terlahir dari pemikiran jernih dan signifikan. Pantun tercipta dari pemikiran yang arif-bijaksana dan tajam yang lahir dari pengamatan mata yang peka dan rinci.
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagi penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Pantun juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan denga kata yang lain.
Secara social dari jaman dulu hingga sekarang, pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat. Dikalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain dengan kata-kata. Hal yang penting, secara umum pantun berperan sebagai alat penguat penyampaian pesan.

Definisi Pantun
Pantun adalah puisi lama yang terdiri dari dua bagian, yaitu sampiran da nisi.
Sampiran adalah :  suatu kalimat yang djadikan sebagai acuan untuk menyampaikan isi pantun. Biasanya terinspirasi dari kejadian alam, kehidupan manusia, dan lain sebaginya.
Isi adalah : kalimat pesan yang ingin disampaikan melalui pantun. Biasany berisi sindiran, nasehat, ajakan, dan lain sebaginya.

Nama lain dari pantun
Ada banyak nama atau sebutan pantun dari beberapa daerah di Indonesia, misalnya :
1.    Umpasa dari Suku Batak di Sumatra Utara
2.    Paparikan dari suku Sunda di daerah jawa Barat
3.    Parikan dari suku Jawa di daerah Jawa Tengah danJawa Timur
4.    Londe dari suku Toraja di TanahToraja
5.    Panton dari suku Ambon di Maluku
Ciri-ciri Pantun
a.    Tiap bait terdiri dari 4 baris
b.    Bersajak ab-ab
c.    Dua baris pertama sebagai sampiran
d.    Dua baris berikutnya berupa isi
e.    Tiap baris terdiri dari 4 hingga 6 kata atau 8 hingga 12 suku kata

Contoh Pantun :
Kemuning daunya lampai
Tubuh dijirat paduka tuan
Diatas dunia kau tak sampai
Didalam surge ada penantian

Batang selasih permainan budak
Daun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kebali juga

Burung merpati terbang seribu
Hinggap seekor ditengan taman
Hendak mati diujung kuku
Hendak berkubur ditapak tangan


Dari segi bentuknya, pantun dikelompokkan berdasarkan jumlah baris atau sifatnya, yaitu antara lain :
1.   Karmina / pantun kilat
Yaitu : pantun yang terdiri dari dua baris, baris pertama sebagi sampiran dan baris kedua sebagi isi.

Contoh :

Banyak udang banyak garam
Banyak orang banyak ragam
          Sebab pulut santan binasa
          Sebab mulut badan binasa
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
          Pinggan tak retak nasi tak dingin
          Orang tak hendak kami tak ingin

2.   Talibun
Yaitu : pantun yangmempunyai lebih dari empat baris dalam satu bait. Biasanya terdiri dari enam hingga dua belas baris dalam satu bait.

Contoh:

Anak jantan anak temenggung
Pergi memburu sampaii ke Gombak
Lalu berhenti mengutip petai
Berani buat berani tanggung
Kalau takut dilambung ombak
Jangaan berumah ditepi pantai

          Bergayut-gayut si anak ungka
Cukup takut bila dimandi
Lari keluar masuk kekota
Sayang saudara masa bersuka
Sayang emak sayang abadi
Sayang kekasih masa bercinta
Berlayar perahu membawa kuini
Ke Tanjung Jati menghadap Paduka
Bunga kemboja sembah berkembang
Kalaulah tahu jadi begini
Tidaklah hati dibawa berduka
Kupilih hati saja orang lain

Contoh : Talibun 8
          Korek parigi diparit seberang
          Tepi parit tumbuh mengkudu
          Berselang dengaan pohon pudding
          Hidup subur kanan dan kiri
          Tuan pergi dagang seorang
          Tiada saudara tempat mengadu
          Tiada saudara tempat berunding
          Pandai-pandai membawa diri

Siapa berlanggir ditepian
Biarlah sama-sama pulang
Ikut jalan kelembah
Melalui tanah yang rataa
Kakanda berlayar kelautan
Tak gentar mara yang datang
Adinda tinggal dirumah
Tidur bertilam air mata

c. Seloka
          Yaitu : Pantun yang mempunyai urutan atau berkait dan saling berhubungan dengan untaian pada kata berikutnya.
Contoh :

Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal Sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta doa kepada Tuhan

Anak ayam turun Sembilan
Mati satu tinggal delapan
Minta doa kepada Tuhan
Moga-moga Allah kabulkan

Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggallah tujuh
Moga-moga Allah kabulkan
Dapat nanti seorang jodoh

Anak ayam turunlah tujuh
Mati satu tinggallah enam
Dapat nanti seorang jodoh
Sebagaimana yang kau idamkan

Anak ayam turunlah enam
Mati satu tinggallah lima
Sebagimana yang kau idamkan
Elok muafakat hidup bersama

Pengelompokan Pantun berdasarkan isinya, dibagi menjadi 3 yaitu :
a.    Pantun anak-anak
1.    Pantun bersuka cita
2.    Pantun berduka cita
3.    Pantun jenaka anak
b.    Pantun orang muda
1.    Pantun perkenalan
2.    Pantun berkasih-kasihan
3.    Pantun perpisahan
4.    Pantun beribahati
5.    Pantun dagang / nasib
6.    Pantun jenaka anak muda
c.    Pantun orang tua
1.    Pantun adat
2.    Pantun nasehat
3.    Pantun agama
4.    Pantun budi  

Contoh pantun :
1. Pantun Nasihat
Pantun yang bertujuan menyampaikan pesan moral dan pendidikan berupa nasehat-nasehat.
Contoh:
Di jalan tak sengaja berjumpa daun sugi
Ingat manfaat, lantas cepat dibawa
Tiada belajar tiada yang rugi
Kecuali diri sendiri di masa tua

2. Pantun Jenaka
Sesuai namanya, jenis pantun yang satu ini memang memiliki kandungan isi yang lucu dan menarik. Tujuannya tak lain untuk memberi hiburan kepada orang yang mendengar ataupun membacanya. Tidak jarang pula, pantun jenaka digunakan untuk menyampaikan sindiran akan kondisi masyarakat yang dikemas dalam bentuk ringan dan jenaka.
Contoh:
Duduk manis di bibir pantai
Lihat gadis, aduhai tiada dua
Masa muda kebanyakan santai
Sudah renta sulit tertawa

3. Pantun Agama
Jenis pantun yang satu ini memiliki kandungan isi yang membahas mengenai manusia dengan pencipta-Nya. Tujuannya serupa dengan pantun nasihat, yaitu memberikan pesan moral dan didikan kepada pendengar dan pembaca. Akan tetapi, tema di pantun agama lebih spesifik karena memegang nilai-nilai dan prinsip agama tertentu.
Contoh:
Kalau sudah duduk berdamai
Jangan lagi diajak perang
Kalau sunah sudah dipakai
Jangan lagi dibuang-buang

4. Pantun Teka-teki
Jenis pantun yang satu ini selalu memiliki ciri khas khusus di bagian isinya, yakni diakhiri dengan pertanyaan pada larik terakhir. Tujuan dari pantun ini umumnya untuk hiburan dan mengakrabkan kebersamaan.
Contoh:
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian, saya turun ke sawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala di bawah?

5. Pantun Berkasih-kasihan
Sama dengan namanya, isi dari jenis pantun yang satu ini erat kaitannya dengan cinta dan kasih sayang. Umumnya, pantun berkasih-kasihan tenar di kalangan muda-mudi Melayu untuk menyampaikan perasaan mereka kepada kekasih maupun orang yang disukainya.
Contoh:
Jelas sudah muram si duda
Karena kasihnya tiada lagi asa
Tiada detik bias wajah dinda
Hingga lapar tak lagi terasa

6. Pantun Anak
Tidak hanya untuk orang dewasa, pantun bisa juga disampaikan untuk anak-anak. Tentu saja isinya lebih ringan dan menyangkut hal-hal yang dianggap menyenangkan oleh si kecil. Tujuan awal dari jenis pantun yang satu ini adalah untuk mengakrabkan anak dengan pantun, sekaligus memberikan didikan moral bagi mereka.
Contoh:
Kita menari ke luar bilik
Sembarang tari kita tarikan
Kita bernyanyi bersama adik
Sembarang lagi kita nyanyikan

Refensi dari buku Pintar Pantun dan Pusisi, oleh Drs. Budiono penerbit Bintang Indonesia.

Semoga Bermanfaat ….



Tidak ada komentar:

Posting Komentar