Sabtu, 06 Oktober 2018

Silogisme, pengertian, jenis-jenis, bagian-bagian, contoh-contoh dan dilema


Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Pengertian Silogisme
Silogisme adalah jenis penalaran deduksi secara tidak langsung. Silogisme merupakan penemuan terbesar dari ahli filsafat terkenal, Aristoteles. Dalam pengertian umum, silogisme adalah suatu argument deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan.
Silogisme adalah penyimpulan tidak langsung dari dua proposisi (premis-premis) disimpulkan suatu proposisi baru (kesimpulan). Premis yang pertama disebut premis umum (premis mayor) dan premis yang kedua disebut premis khusus (premis minor). Kesimpulan itu berhubungan erat sekali dengan premis-premis yang ada. Jika premis-premisnya benar maka kesimpulannya juga benar.

Dalam penerapannya, ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategoris, silogisme hipotesis, dan silogisme alternatif.
1.    Silogisme kategoris adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi (premis) kategoris. 
Contoh silogisme kategoris:
a.    Semua manusia adalah makhluk berakal budi (premis mayor)
b.    Afdan adalah manusia (premis minor)
c.    Jadi, Afdan adalah makhluk berakal budi (kesimpulan)
2.    Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan hipotesis dan premis minornya merupakan pernyataan kategoris. 
Contoh silogisme hipotesis:
a.     Jika hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman (premis mayor)
b.     Hari ini tidak hujan (premis minor)
c.     Maka, saya akan kerumah paman (kesimpulan).
3.    Silogisme alternatif adalah silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain. 
Contoh silogisme alternatif:
a.     Kakek berada di Bantaeng atau Makassar (premis mayor)
b.     Kakek berada di Bantaeng (premis minor)
c.     Jadi, kakek tidak berada di Makassar (kesimpulan)
Maran, R Raga. (2007). Pengantar Logika. Jakarta: PT Grasindo

Bagian-bagian Silogisme

Pada dasarnya silogisme memiliki empat bagian sebagai berikut:
1. Bagian pertama yaitu keputusan pertama yang biasanya disebut sebagai premis mayor. Premis memiliki arti kalimat yang dijadikan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Premis mayor berarti pangkal pikir yang memiliki kandungan term mayor dari silogisme tersebut, dimana nantinya akan muncul menjadi predikat dalam menarik kesimpulan.
2. Bagian kedua yaitu keputusan kedua disebut sebagai premis minor. Premis minor berarti pangkal pikiran yang kecil atau term minor dari silogisme itu dimana nantinya akan bermunculan subjek pada konglusi atau kesimpulan.
3. Bagian ketiga yaitu bagian-bagian yang sama pada kedua keputusan tersebut disebut term menengah atau medium (middle term), karena dia terdapat pada kedua premis (Minor dan Mayor), maka bertindak sebagai penghubung atau Medium antara keduanya. Akan tetapi tidak muncul dalam kesimpulan atau kongklusi.
4. Bagian keempat yaitu keputusan ketiga yang disebut sebagai kesimpulan atau kongklusi yaitu keputusan baru yang menyatakan bahwa apa yang benar dalam mayor juga ternyata benar dalam term minor.

Penggunaan kata sambung dalam Silogisme dibagi menjadi dua.
1.  Silogisme Disjungtif
Silogisme Disjungtif adalah silogisme yang dimana premis mayor dan minornya, baik itu salah satu maupun keduanya adalah keputusan disjungtif atau ada juga yang menyatakan bahwa silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya memiliki bentuk proposisi disjungtive.
Contoh silogisme disjungtive sebagai berikut:
a.    Saya atau Kamu yang pergi.
b.    Kamu tidak pergi
c.    Jadi, sayalah yang akan pergi.

Silogisme disjungtif mempunyai dua ciri yaitu:
1. Akuilah satu bagian disjungtif pada premis minornya dan tolaklah lainnya pada kesimpulannya.
2. Tolaklah pada satu bagian disjungsi di premis minornya dan akuilah yang lainnya di kesimpulannya.
2.     Silogisme Konjungtif
Silogisme Konjungtif adalah silogisme yang memiliki premis mayornya berbentuk suatu proporsi konjungtif. Silogisme konjungtif hanya memiliki sebuah corak yaitu akuilah satu bagian pada premis minornya dan tolaklah yang lainnya di kesimpulan.
Contoh silogisme konjungtif yaitu:
a.    Tidak ada orang yang tidur dan membaca dalam waktu secara bersamaan
b.    Sartono tidur
c.    Berarti dia tidak membaca.
Silogisme konjungtif bisa dikembalikan dalam bentuk silogisme kondisional
Dilema
Dilema adalah argumentasi, bentuknya merupakan suatu campuran antara silogisme disjungtif dan silogisme hipotetik. Hal tersebut terjadi disebabkan premis mayornya terdiri atas dua proposisi hipotetik dan premis minornya satu proposisi disjungtif. Kesimpulannya berupa proposisi disjungtif, akan tetapi bisa juga proposisi kategoris. Adapun ciri-ciri dilema yaitu :
1.    Konlusi yang diambil tidak selalu menyenangkan.
2.    Dalam perdebatan, dilema dipergunakan sebagai alat untuk memojokkan, sehingga pilihan alternatif apapun yang dipilih oleh lawan bicara selalu dalam kondisi tidak menyenangkan.
Contoh dilema yaitu:
Contoh 1.
a.    Kalau engkau berbuat adil maka orang-orang akan membencimu dan kalau engkau berbuat tidak adil maka Tuhan akan membencimu.
b.    Sedangkan engkau mesti bersikap tidak adil atau adil.
c.    Berbuat adil ataupun tidak engkau akan dibenci.
Contoh 2 :
a.    Kalau para mahasiswa suka belajar, maka motivasi belajar untuk menggiatkan belajar menjadi tidak berguna.
b.    Sedangkan kalau mahasiswa malas belajar maka motivasi itu ternyata tidak membawa hasil.
c.    Karena itu motivasi untuk menggiatkan belajar tidak memiliki manfaat atau tidak membawa hasil.
Referensi :
1. Sunardji dahri tiam H. Drs. Prof, Langkah – langkah berpikir logis, cet 2, CV Bumi Jaya nyalaran Pamekasan, 2001
2. Jujun s. suria sumantri filsafat ilmu sebuah pengantar popular, pustaka sinar harapan, Jakarta, 2003
3. Tim media , Kamus lengkap bahasa Indonesia media senter
4. Pius A partanto Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiyah popular, Arkola Surabaya, 1994
5. Mondiri H. Drs, Logika (PT Raja Gravindo Persada Jakarta, 199)
6. W. Poespoprodjo, Dr, Sh, SS Phd, LPh Logika scientivika pengantar dialektika dan ilmu, pustaka gravika, 199.

(dikutip dari /informasiana.com)

1 komentar: